CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.704   64,00   0,41%
  • IDX 7.312   67,81   0,94%
  • KOMPAS100 1.125   7,85   0,70%
  • LQ45 889   1,80   0,20%
  • ISSI 222   2,47   1,12%
  • IDX30 457   0,46   0,10%
  • IDXHIDIV20 553   -0,94   -0,17%
  • IDX80 129   0,53   0,41%
  • IDXV30 138   -0,62   -0,45%
  • IDXQ30 153   -0,01   -0,01%

Bank Danamon: Penurunan harga komoditas bisa pangkas surplus neraca dagang November


Senin, 13 Desember 2021 / 18:49 WIB
Bank Danamon: Penurunan harga komoditas bisa pangkas surplus neraca dagang November
ILUSTRASI. Neraca perdagangan bulan November diproyeksi kembali surplus


Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Danamon memperkirakan, neraca perdagangan November 2021 kembali surplus. Meski begitu, surplus neraca perdagangan kali ini diproyeksi lebih kecil daripada surplus pada bulan Oktober 2021.

Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardana meramal, surplus neraca perdagangan pada bulan laporan sebesar US$ 4,06 miliar. Jumlah ini turun dari surplus pada bulan sebelumnya yang mencapai US$ 5,73 miliar.

Wisnu menyiratkan, surplus neraca perdagangan pada November 2021 didorong oleh nilai ekspor yang masih lebih tinggi daripada nilai impor.

Ia memerinci, kinerja ekspor pada November 2021 diperkirakan menurun 6,5% dibandingkan bulan sebelumnya (mtm). Namun, bila dibandingkan dengan November 2020, nilai ekspor diproyeksi tumbuh 34,9% yoy.

Baca Juga: Ekonom Bank Permata memprediksi surplus neraca perdagangan pada November menurun

“Penurunan ekspor secara bulanan disebabkan oleh penurunan harga batubara sebesar 37% mtm dan harga CPO yang turun 11% mtm,” tutur Wisnu kepada Kontan.co.id, Senin (13/12).

Harga kedua komoditas yang menurun tersebut, seiring dengan intervensi pemerintah China di pasar batubara serta munculnya varian omicron pada akhir bulan lalu. Meski begitu, harga kedua komoditas ini masih lebih tinggi daripada November 2020.

Dari sisi impor, Wisnu memperkirakan impor naik 1,5% mtm dan secara tahunan naik 30,6% yoy. Peningkatan impor ini seiring dengan mulai pulihnya permintaan akibat pelonggaran restriksi.

Selain itu, ada momentum musiman berupa peningkatan permintaan menjelang libur akhir tahun karena ada hari besar keagamaan Natal dan perayaan tahun baru yang mendorong impor bahan baku dan impor konsumsi.

Hal ini juga didukung dengan beberapa indikator dini seperti masih ekspansinya Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur di level 53,9 serta inflasi inti yang naik ke 1,45%  dari 1,33% pada bulan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×