Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Sementara, pengamat komunikasi politik Universitas Bunda Mulia Silvanus Alvin menganggap, langkah Bamsoet sejak awal seharusnya tidak dianggap sebelah mata.
Baca Juga: Tim Ekonomi di Tangan Kader-Kader Partai
Karena itu, Airlangga harus segera mungkin merangkul para sesepuh Golkar seperti Jusuf Kalla dan Akbar Tandjung untuk semakin meneguhkan para pemegang hak pilih di Golkar untuk menjatuhkan dukungan padanya.
“Pengaruh sesepuh Golkar besar sekali. Karena mereka ini opinion leader. Dan budaya di Indonesia ini menjunjung para senior ini. Kita dengar nasihatnya. Kalau tidak dengar orang tua ada anggapan bisa kualat. Jadi menggaet para sesepuh Golkar itu demi mengunci kemenangan,” katanya.
Memanas
Internal Partai Golkar masih memanas lantaran perebutan kursi Ketua Umum di musyawarah nasional (Munas) awal Desember mendatang. Merespons hal itu, Presiden Joko Widodo menyebut, jika partai berlambang beringin itu terguncang, maka pemerintah akan ikut merasakan imbasnya.
Baca Juga: Cak Imin: Nadiem Makarim dan Wishnutama jadi tantangan bagi Komisi X DPR
"Golkar sudah menjadi tulang punggungnya pemerintah saat ini. Jadi, misalnya ada guncangan di Golkar sedikit, pemerintahan ini juga ikut terguncang sedikit juga," kata Jokowi dalam sambutannya di HUT ke-55 Partai Golkar di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (6/11).
Jokowi menilai, seharusnya guncangan-guncangan semacam itu tidak perlu terjadi di internal Golkar. "Oleh sebab itu, kesolidan dan komitmen harus kita jaga bersama," tegasnya disambut tepuk tangan meriah para kader.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News