kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   2,12   0.24%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bambang Soesatyo masih mengincar kursi Ketum Golkar, ini kata pengamat


Kamis, 07 November 2019 / 07:30 WIB
Bambang Soesatyo masih mengincar kursi Ketum Golkar, ini kata pengamat
ILUSTRASI. Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo berpose dalam pemotretan usai wawancara khusus untuk Kantor Berita Antara di kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (29/10/2019). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bambang Soesatyo bakal melanjutkan niatnya maju sebagai ketua umum (Ketum) Partai Golkar di Musyawarah Nasional, pasca didapuk sebagai Ketua MPR RI. Bambang Soesatyo adalah penantang Airlangga Hartarto dalam pemilihan Ketum di Munas Golkar.

Direktur Indonesia Public Institute Karyono Wibowo menganggap, sikap jujur dan gentle seharusnya bisa ditunjukkan oleh Bambang Soesatyo sejak awal. Bukan malah sebaliknya, saat ini pria yang disapa Bamsoet itu malah tetap maju di Munas.

"Enggak usah mencla mencle, tegas saja. Gak perlu malu, malu. Bilang sejak awal, setelah dapat jabatan Ketua MPR malah seperti ini," ujar Karyono dalam keterangannya, Rabu (6/11).

Baca Juga: Fraksi Partai Golkar Minta Tarif CHT Dikaji Ulang

Sebagai politikus, lanjut dia, menunjukkan bahwa langkah Bamsoet sebagai politisi kurang etis. Tidak bisa memberikan pendidikan politik yang santun. Sekali pun, kata Karyono, langkah Bamsoet maju sebagai ketua umum merupakan haknya.

"Itu merupakan hak Bamsoet, boleh saja sebagai kader. Enggak masalah. Cuma memang publik akan menafsirkan seolah-olah posisi dia  tidak punya etika," ujar dia.

Terlepas dari jabatan MPR yang sekarang Bamsoet emban. Karena bagaimanapun, Karyono melihat, sejak awal memang Bamsoet ambisius dalam merebutkan kursi Golkar I.

"Dari awal memang ambisus orang nomor satu di Golkar. Nah, posisi dia sebagai ketua MPR, tenyata bukan bagian dari kompromi poliitk, tawar menawar," kata dia.

Sementara, pengamat komunikasi politik Universitas Bunda Mulia Silvanus Alvin menganggap, langkah Bamsoet sejak awal seharusnya tidak dianggap sebelah mata.

Baca Juga: Tim Ekonomi di Tangan Kader-Kader Partai

Karena itu, Airlangga harus segera mungkin merangkul para sesepuh Golkar seperti Jusuf Kalla dan Akbar Tandjung untuk semakin meneguhkan para pemegang hak pilih di Golkar untuk menjatuhkan dukungan padanya.

“Pengaruh sesepuh Golkar besar sekali. Karena mereka ini opinion leader. Dan budaya di Indonesia ini menjunjung para senior ini. Kita dengar nasihatnya. Kalau tidak dengar orang tua ada anggapan bisa kualat. Jadi menggaet para sesepuh Golkar itu demi mengunci kemenangan,” katanya.

Memanas

Internal Partai Golkar masih memanas lantaran perebutan kursi Ketua Umum di musyawarah nasional (Munas) awal Desember mendatang. Merespons hal itu, Presiden Joko Widodo menyebut, jika partai berlambang beringin itu terguncang, maka pemerintah akan ikut merasakan imbasnya.

Baca Juga: Cak Imin: Nadiem Makarim dan Wishnutama jadi tantangan bagi Komisi X DPR

"Golkar sudah menjadi tulang punggungnya pemerintah saat ini. Jadi, misalnya ada guncangan di Golkar sedikit, pemerintahan ini juga ikut terguncang sedikit juga," kata Jokowi dalam sambutannya di HUT ke-55 Partai Golkar di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (6/11).

Jokowi menilai, seharusnya guncangan-guncangan semacam itu tidak perlu terjadi di internal Golkar. "Oleh sebab itu, kesolidan dan komitmen harus kita jaga bersama," tegasnya disambut tepuk tangan meriah para kader.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×