kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Awas, hacker mulai incar korporasi Indonesia


Selasa, 19 April 2016 / 15:20 WIB
Awas, hacker mulai incar korporasi Indonesia


Reporter: Marantina | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Perkembangan teknologi ternyata tak tanya membawa dampak positif. Salah satu ancaman serius yang masih mengintai ialah serangan cyber. Indonesia tergolong rentan diserang di dunia maya.

Berdasarkan survei yang dilakukan FireEye Inc terhadap para pelanggannya di Indonesia selama paruh kedua tahun lalu, ada 36% organisasi yang jadi target serangan di dunia maya.

Menurut Bryce Boland, Chief Technology Officer FireEye Asia Pasifik, angka tersebut jauh lebih tinggi dari rata-rata dalam survei secara global yakni 15%. Adapun tiga negara yang menduduki peringkat atas dalam survei tersebut ialah Taiwan, Hongkong, dan Korea Selatan.

Bryce menambahkan, lima tahun lalu, para hacker hanya mengincar sektor militer dan pemerintah. Akan tetapi, hingga akhir tahun lalu, hampir semua industri juga diserang untuk berbagai alasan, terutama ekonomi.

Di wilayah Asia Pasifik, sektor pemerintah memang paling sering diserang atau 45% dari organisasi yang diserang menurut pengamatan FireEye. Yang kedua ialah sektor hiburan, media, dan pariwisata sebesar 38%. Sisanya ialah sektor teknologi, manufaktur, energi, pemerintahan daerah, jasa atau konsultasi, dan jasa keuangan.

Bahkan pada Juli hingga Desember 2015, ada tiga serangan cyber dari Tiongkok dan satu serangan Eropa Timur terhadap Indonesia. Serangan ini berada pada kategori advanced persistent threat (APT).

Menurut Marshall Heilman, Vice President and Executive Director, Incident Response and Red Team Operations untuk FireEye menyebutkan berbagai efek negatif bisa terjadi pada korban serangan cyber. Misalnya saja gangguan operasi, kerugian finansial, rusaknya reputasi, dan tuntutan hukum.

Dari observasi FireEye, Marshall bilang, rata-rata organisasi baru menyadari adanya serangan cyber dalam 146 hari. Padahal dalam kurun lima bulan tersebut, banyak hal yang bisa dilakukan hacker yang bisa merugikan organisasi.

Bryce mengatakan, FireEye menyediakan teknologi untuk mendeteksi serangan cyber, bahkan sebelum serangan dilakukan hingga mengincar balik hacker yang menyerang suatu organisasi. “Kami punya solusi untuk semua level serangan, atau untuk kasus tertentu saja,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×