kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Awal Juni, harga bawang merah dan gula masih tinggi


Selasa, 02 Juni 2020 / 13:50 WIB
Awal Juni, harga bawang merah dan gula masih tinggi
ILUSTRASI. Pekerja menata bawang merah di Pasar Induk Kemang, Bogor, Selasa (5/5/2020). Kementerian Pertanian berharap panen bawang merah pada bulan Mei 2020 di 18 sentra utama seluas 8.958 hektare?dapat menghasilkan lebih dari 67.000 ton. Produksi sebanyak itu?dapa


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki awal bulan Juni, harga bawang merah dan gula masih cukup tinggi. Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, hingga Selasa (2/6), harga bawang merah masih berkisar Rp 61.400 per kg sementara harga gula pasir lokal masih berkisar Rp 17.150 per kg atau di atas HET yang sebesar Rp 12.500 per kg.

Hal ini pun dibenarkan oleh Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Tradisional (Ikappi) Abdullah Mansuri. "Faktanya di lapangan, harga gula itu sekitar Rp 17.000 per kg, dan bawang merah Rp 63.000 per kg," ujar Abdullah kepada Kontan.co.id, Selasa (2/6).

Baca Juga: BPS: Inflasi bulan Mei sangat rendah meski ada Idul Fitri

Tingginya harga gula dan bawang merah, menurut Abdullah, disebabkan pasokannya yang lebih sedikit dari permintaan. Dia menerangkan, untuk bawang merah ada berbagai faktor, pertama karena harga bibit yang tinggi, menyebabkan tidak banyak petani yang menanam bawang merah, sehingga produksinya pun tidak terlalu besar.

Sementara untuk gula, meski operasi pasar untuk produk gula sudah dilakukan, Abdullah mengatakan pasokan di pasar masih kecil. Abdillah berpendapat, distribusi gula ini seharusnya menjadi tanggung jawab dari Kementerian Perdagangan.

Berbeda dengan kedua komoditas tersebut, Abdullah pun mengatakan harga bahan pangan lain masih relatif menunjukkan penurunan dibandingkan sebelumnya.

Berdasarkan data PIHPS, harga rata-rata beras masih berkisar Rp 11.800 per kg, harga daging ayam sebesar Rp 37.700 per kg, terlu ayam Rp 25.000 per kg, bawang putih Rp 33.950 per kg, cabai merah besar Rp 31.750 per kg.

Baca Juga: BPS: Inflasi bulan Mei 2020 sebesar 0,07%

Lalu cabai merah keriting Rp 28.400 per kg, cabai rawit hijau Rp 34.800 per kg, cabai rawit merah Rp 37.800 per kg, lalu daging sapi Rp 117.850 per kg, dan minyak goreng sekitar Rp 13.850 per kg.

Meski sejumlah harga pangan menurun, Abdullah meminta agar pemerintah tetap bersiap dalam memenuhi pangan, terlebih menjelang penerapan kenormalan baru atau new normal. Pasalnya, saat itu diperkirakan akan ada peningkatan permintaan baik dari masyarakat dan industri.

"Pemerintah harus fokus pada pangan, karena saya tidak melihat ada grand design, tidak ada roadmap persiapan tata niaga pangan ini," jelas Abdullah.

Abdullah berpendapat, seharusnya pemerintah memiliki data yang akurat terkait kebutuhan dan permintaan setidaknya dalam 3 bulan ke depan. Dengan data tersebut, pemerintah dianggap bisa mengambil kebijakan yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.

"Ini yang perlu disiapkan, mempersiapkan tata kelola pangan per 3 bulan, berapa kebutuhan dan permintaan, apa komoditas yang terganggu produksinya, sehingga kita bisa mempersiapkan, tidak ada kegaduhan seperti yang sudah-sudah," katanya.

Baca Juga: Bisnis Buyung Poetra Sembada (HOKI) stabil selama pandemi corona

Abdullah juga mengatakan, beberapa bahan pangan yang mungkin mengalami kenaikan beberapa bulan ke depan seperti bawang merah, gula, bawang putih, daging dan telur ayam termasuk cabai.

Adapun, di tengah Covid-19 ini, Abdullah tak menampik bahwa pedagang turut terdampak. Pasalnya, daya beli masyarakat menurun dan masyarakat pun enggan berbelanja ke pasar. Karena itu, dia berharap pemerintah pun ikut turun tangan dalam menggeliatkan ekonomi di pasar.

Dia meminta, pemerintah memperhatikan protokol kesehatan di pasar dan melakukan rapid test di pasar sehingga meyakinkan masyarakat bahwa belanja di pasar tradisional aman di tengah Covid-19.

Baca Juga: BPS umumkan inflasi Mei 2020, harga bawang merah masih naik tinggi

"Harus ada sinergi, penguatan modal terhadap pedagang, menjaga agar tempat berdagang ini aman, nyaman dan bersih. Kita bayar retribusi setiap saat, retribusi itu harus digunakan kembali untuk menjamin keamanan, kenyamanan, kebersihan, dan kesehatan pasar," kata Abdullah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×