kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

BPS: Inflasi bulan Mei sangat rendah meski ada Idul Fitri


Selasa, 02 Juni 2020 / 13:32 WIB
BPS: Inflasi bulan Mei sangat rendah meski ada Idul Fitri
ILUSTRASI. Penjual melayani pembeli kebutuhan pokok di Pasar Palmerah, Jakarta, Senin (4/5). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi April 2020 sebesar 0,08% secara bulanan. Secara tahunan, inflasi?saat ini tercatat sebesar 2,67%. Kepala BPS Suhariyanto mengata


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ada hari raya Idul Fitri di bulan Mei 2020 rupanya tak membuat capaian inflasi pada bulan tersebut meningkat. Padahal, biasanya, Idul Fitri identik dengan melambungnya harga-harga akibat banyaknya permintaan.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi Mei 2020 sebesar 0,07% mom. Inflasi ini jauh lebih rendah, bila dibandingkan dengan inflasi pada saat bulan Idul Fitri tahun lalu yang jatuh pada Juni 2020 yang sebesar 0,55% mom. 

Baca Juga: BPS: Jumlah kunjungan Wisman ke Indonesia hanya 160.000 orang pada April 2020

"Kita semua sadari bahwa situasi tidak biasa karena Covid-19. Banyak kejadian, banyak pola yang tidak biasa. Berbeda jauh dengan tahun-tahun sebelumnya yang Ramadan dan Idul Fitri biasanya permintaan meningkat sehingga inflasi tinggi, kali ini tidak terjadi," kata Kepala BPS Suhariyanto, Selasa (2/6). 

Suhariyanto juga mengungkapkan beberapa alasan yang menyebabkan rendahnya inflasi pada bulan Idul Fitri tahun ini. Pertama, upaya pemerintah untuk menjaga pasokan pangan dan distribusi barang. 

Kedua, dari sisi produksi banyak terjadi perlambatan produksi yang disebabkan oleh pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang diterapkan pemerintah untuk memutus rantai penularan Covid-19. 

Ketiga, PSBB juga menyebabkan penurunan permintaan, sebagai imbas adanya penurunan pendapatan masyarakat yang salah satunya akibat kehilangan pekerjaan di tengah pembatasan aktivitas. 

Baca Juga: Inflasi Mei rendah, rupiah spot menguat 1,03% ke Rp 14.460 siang ini

Inflasi pada bulan Mei 2020 tersebut disokong oleh peningkatan tarif angkatan udara yang memberi andil inflasi 0,08%, bawang merah dengan andil 0,06%, serta daging ayam ras sebesar 0,03%, dan daging sapi serta rokok kretek filter dengan andil masing-masing 0,01%.

Sementara itu, ada beberapa komoditas di kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan harga dan menghambat laju inflasi, seperti cabai merah dengan sumbangan deflasi 0,07%, telor ayam ras 0,06%, bawang putih 0,05%, cabai rawit 0,03%, dan bawang bombay serta gula pasir dengan andil deflasi masing-masing 0,01%.

Dengan posisi ini, inflasi dari awal Januari 2020 hingga Mei 2020 tercatat sebesar 0,90% ytd dan secara tahunan sebesar 2,19% yoy.

Baca Juga: BPS catat inflasi Mei sebesar 0,07%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×