Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - MEGAMENDUNG. Sejumlah asumsi makro yang telah dipatok pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2017 diperkirakan meleset. Ada asumsi makro yang diperkirakan lebih baik dari yang ditargetkan atau sebaliknya.
Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Adriyanto mengatakan, asumsi makro yang lebih baik dari yang ditargetkan yaitu pada inflasi.
Dalam APBN-P 2017, pemerintah mematok inflasi sebesar 4,3%. Sementara realisasinya hingga November 2017 mencapai 3,3% year on year (YoY).
"Beberapa mungkin sedikit di bawah proyeksi kami, seperti inflasi mungkin sedikit di bawah 4%, tidak setinggi yang kami tetapkan di awal," kata Adriyanto, Selasa (12/12).
Namun demikian, asumsi pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan sebesar 5,2% dalam APBN-P 2017 diperkirakan akan berada di kisaran 5,1%-5,2%. Sementara realisasinya sejak awal tahun hingga kuartal ketiga tahun ini baru mencapai 5,03%.
"Melihat kekhawatiran kemarin, proteksionisme saya kira (pertumbuhan ekonomi) 5,1,2% itu sudah achievable," tambah dia.
Selain itu, tingkat bunga surat perbendaharaan negara (SPN) tiga bulan tahun ini diperkirakan mencapai 5% dari yang ditargetkan 5,2%.
Kurs rupiah, diperkirakan sedikit melemah dari yang ditargetkan sebesar Rp 13.400 per dollar AS dan harga minyak mentah dunia diperkirakan mencapai US$ 50 per barel, lebih tinggi dari yang ditargetkan sebesar US$ 48 per barel.
Namun, "Secara umum kami lihat proyeksi makro 2017 cukup bagus dan tidak terlalu jauh dari ekspektasi kami," tambah Adriyanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News