kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Asumsi makro 2018 susah terealisasi


Selasa, 12 September 2017 / 06:20 WIB
Asumsi makro 2018 susah terealisasi


Reporter: Adinda Ade Mustami, Choirun Nisa | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - Pemerintah, Bank Indonesia (BI), dan Komisi XI DPR menyepakati sejumlah asumsi dasar makro Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018.

Walau sudah disepakati, namun fraksi-fraksi di Komisi XI DPR pesimistis dengan angka-angka itu. Alasannya, dengan kondisi yang masih lesu tahun ini, target asumsi makro 2018 terlalu ambisius sehingga susah terealisasi.

Kesepakatan yang dihasilkan di rapat kerja DPR pada Senin (11/9) adalah asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4% dan inflasi sebesar 3,5%. Angka itu sama dengan usulan pemerintah sebelumnya.

Sementara kurs rupiah disepakati Rp 13.400 per dollar Amerika Serikat (AS) lebih kuat dari usulan sebelumnya Rp 13.500 per dollar AS dan tingkat bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) tiga bulan sebesar 5,2%, lebih rendah dari usulan sebelumnya yang sebesar 5,3%.

Anggota Komisi XI Fraksi Partai Gerindra Kardaya Warnika bilang, berkaca dari realisasi pertumbuhan ekonomi hingga semester I-2017 sebesar 5,01% dan proyeksi hingga akhir tahun sebesar 5,17%, maka tahun depan pertumbuhan ekonomi diperkirakan hanya bisa 5,3%. Apalagi andalan pemerintah untuk mendongkrak ekonomi tahun depan, yakni investasi dan konsumsi rumah tangga belum pulih. Sejauh ini konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,9%, padahal biasanya di atas 5%.

Lalu penanaman modal dalam negeri (PMDN) pada kuartal II-2017 hanya sebesar Rp 61 triliun, turun dari kuartal I-2017 sebesar Rp 68,8 triliun. Untuk kurs rupiah, target tahun depan dianggap terlalu mudah dan tidak mendukung ekonomi. "Seharusnya kurs rupiah Rp 13.300 per dollar AS," ujar Kardaya.

Mengingat kurs rupiah dalam tren menguat, Rp 13.154 di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) pada Senin (11/9), terkuat sejak November 2016.

Anggota Fraksi Partai Golkar Melchias Markus Mekeng sependapat target pertumbuhan ekonomi 2018 terlalu besar. Bila ingin mencapainya maka pemerintah harus menjabarkan instrumen apa saja yang akan digunakan. "Instrumen investasi ada di mana dan instrumen APBN berapa besar yang ingin ditaruh untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut," kata Mekeng.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara bilang, ekonomi 2018 diperkirakan hanya tumbuh 5,26%. Pemulihan ekonomi yang berjalan lambat dan pelemahan harga komoditas jadi alasan.

Sedang Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan akan bekerja keras lagi untuk mencapai target itu. Caranya memperbaiki iklim investasi untuk bisa tumbuh lebih dari 6% dan menjaga daya beli agar konsumsi tumbuh di atas 5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×