kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.514.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.850   25,00   0,16%
  • IDX 7.114   -85,89   -1,19%
  • KOMPAS100 1.086   -16,05   -1,46%
  • LQ45 857   -16,69   -1,91%
  • ISSI 217   -2,23   -1,02%
  • IDX30 439   -9,02   -2,02%
  • IDXHIDIV20 526   -12,72   -2,36%
  • IDX80 124   -1,94   -1,54%
  • IDXV30 127   -5,04   -3,83%
  • IDXQ30 145   -3,06   -2,06%

AS investigasi kayu ilegal Vietnam, Indonesia punya peluang masuk


Selasa, 03 November 2020 / 00:37 WIB
AS investigasi kayu ilegal Vietnam, Indonesia punya peluang masuk
ILUSTRASI. Pekerja memilah kayu gelondongan. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/kye.


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui United States Trade Representative (USTR) tengah melakukan investigasi 301 terhadap Vietnam.

Terdapat dua hal yang menjadi fokus investigasi AS ke Vietnam. Antara lain berkaitan dengan penggunaan kayu ilegal dan manipulasi mata uang.

"Vietnam hari ini mendapat kesulitan masuk karena investigasi 301," ujar Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat (AS) Muhammad Lutfi saat press briefing, Senin (2/11).

Hal itu dapat berdampak positif bagi eskpor Indonesia. Terhambatnya produk kayu dari Vietnam akan membuka peluang bagi produk serupa dari Indonesia.

Baca Juga: Dubes Indonesia untuk AS targetkan pemanfaatan GSP dapat meningkat 300% dalam 4 tahun

Lutfi yang juga mantan Menteri Perdagangan itu bilang telah membuat program yang akan memfasilitasi importir AS dengan eskportir Indonesia. Hal itu diyakini mempermudah membuka pasar ekspor.

"Furnitur kita akan tumbuh hebat sekali," terang Lutfi.

Berdasarkan keterangan USTR, Vietnam melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan bahan baku kayu. USTR menyebut dalamnju lah signifikan kayu yang diimpor dari Kamboja dipanen darinlahan yang dilindungi.

Selain itu perdagangan dalam impor kayu tersebut juga diduga ilegal dalam jumlah yang signifikan. Asal tahu saja impor furnitur kayu AS dari Vietnam tahun 2019 lalu mencapai lebih dari US$ 3,7 miliar.

Selanjutnya: Amerika Serikat siap gelontorkan dana US$ 5 miliar untuk Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×