Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Duta Besar Indonesia untuk Amerik Serikat (AS) Muhammad Lutfi menargetkan pemanfaatan fasilitas Generalized System of Preference (GSP) bisa mencapai 300% dalam 4 tahun.
Hal itu disampaikan Lutfi dalam jumpa pers virtual setelah Indonesia resmi mendapatkan perpanjangan fasilitas GSP dari AS. Asal tahu saja pada tahun 2019 lalu pemanfaatan GSP Indonesia mencapai US$ 2,63 miliar.
"3-4 tahun kemudian menargetkan nilainekspor GSP US$ 7,1 miliar, naik 300% dari hari ini," ujar Lutfi kepada wartawan, Senin (2/11).
Saat ini pun ekspor Indonesia yang memanfaatkan GSP telah meningkat dibandingkan tahun 2019 lalu. Pada periode Januari - Agustus tahun 2020 nilai ekspor produk GSP sebesar US$ 1,87 miliar atau naik 10,6% dari periode yang sama sebelumnya.
Baca Juga: Negosiasi 2,5 tahun, ini yang dilakukan Indonesia dapat perpanjangan fasilitas GSP
Selain itu, Indonesia pun memiliki peluang mengingat AS memangkas sejumlah produk yang mendapatkan fasilitas GSP dari Thailand. Asal tahu saja, sebelumnya Indonesia merupakan eksportir terbesar kedua yang memanfaatkan GSP setelah Thailand.
"Thaliland kehilangan 814 post tarifnya (dalam fasilitas GSP)," terang Lutfi.
Keputusan tersebut akan berlaku pada 30 Desember 2020 mendatang. Sementara itu perpanjangan fasilitas GSP bagi Indonesia tak mengurangi jumlah produk seperti sebelumnya.
Lutfi bilang pemanfaatan GSP akan difokuskan kepada produk Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Tiga produk unggulan Indonesia dalam GSP adalah perhiasan, travel goods, dan furnitur.
Selanjutnya: AS perpanjang GSP untuk Indonesia, pemerintah perlu tingkatkan daya saing ekspor
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News