kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Arswendo Atmowiloto, dari penjaga sepeda, pemungut bola, hingga menjadi sastrawan


Jumat, 19 Juli 2019 / 19:35 WIB
Arswendo Atmowiloto, dari penjaga sepeda, pemungut bola, hingga menjadi sastrawan


Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sastrawan Arswendo Atmowiloto meninggal dunia pukul 17.50, Jumat (19/7). Arswendo berpulang di rumahnya karena sakit yang dideritanya selama ini.

Berikut perjalanan Arswendo hingga dikenal sebagai seseorang yang berdedikasi sebagai wartawan dan sastrawan. Mengutip situs Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jumat (19/7), Arswendo Atmowiloto lahir dengan nama Sarwendo.

Baca Juga: Sastrawan dan Wartawan Senior Arswendo Atmowiloto meninggal dunia

Pria kelahiran 26 November 1948 ini mengubah namanya menjadi Arswendo lantaran dianggap kurang komersial dan tidak terkenal. Kemudian, ia menambahkan nama ayahnya, Atmowiloto, sebagai kata kedua pada namanya.

Arswendo meninggalkan seorang istri, Agnes Sri Hartati, yang dinikahinya pada 1971. Dari penikahannya, ia dikaruniai tiga orang anak, yaitu Albertus Wibisono, Pramudha Wardhana, dan Cicilia Tiara.

Perjalanan karir Arswendo pernah menempuh pendidikan di Fakultas Bahasa dan Sastra di IKIP Solo, meski tidak diselesaikan. Ia juga pernah mengikuti program penulisan kreatif di Lowa University, Amerika Serikat.

Baca Juga: Jokowi akan rumuskan kebijakan makro budaya

Setelah itu, ia mulai bekerja di pabrik bihun dan pernah pula di pabrik susu. Penulis naskah drama Keluarga Cemara ini juga pernah menjejaki profesi sebagai penjaga sepeda dan pemungut bola di lapangan tenis.

Awal karirnya di bidang sastra baru dimulai pada tahun 1972, saat ia menerbitkan cerita pendek (cerpen) pertama berjudul Sleko. Cerita ini dimuat di Majalah Mingguan Bahari. Karya-karyanya dimuat dalam berbagai media massa, antara lain Kompas, Sinar Harapan, Aktual, dan Horison.

Baca Juga: Anggota Dewan Kehormatan Demokrat dukung Jokowi-JK

Tak hanya itu, dia pun juga dikenal sebagai penulis novel. Tulisannya sering dianggap bernada humoris, fantastis, spekulatif, dan gemar bersensasi.

Selain menulis, Arswendo juga aktif sebagai pemimpin di Bengkel Sastra Pusat Kesenian Jawa Tengah. Arswendo pernah bekerja sebagai konsultan penerbitan di Subentra Citra Media pada tahun 1974-1990, kemudian Pemimpin Redaksi Majalah Hai. Ia juga tercatat pernah menjabat sebagai pengarah redaksi Majalah Senang tahun 1998. (Rosiana Haryanti)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Arswendo Atmowiloto, dari Penjaga Sepeda, Pemungut Bola, hingga Menjadi Sastrawan", 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×