Reporter: Siti Masitoh | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) melihat kondisi global yang saat ini masih penuh ketidakpastian dan tidak mendukung peningkatan arus investasi yang masuk ke Indonesia.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Kamdani menyampaikan, pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan tetap dibawah pertumbuhan rata-rata pra pandemi hingga 2025 mendatang.
“Dunia usaha menilai bahwa kondisi global tidak supportive untuk peningkatan investasi ke Indonesia,” tutur Shinta dalam agenda Bisnis Indonesia Midyear Challenges 2024, Senin (29/7).
Dengan belum membaiknya kondisi perekonomian global, Shinta melihat imbasnya akan terasa pada perekonomian Indonesia. Meski perekonomian Indonesia saat ini tumbuh solid, dampaknya akan terasa pada suku bunga pinjaman riil yang saat ini belum kompetitif.
Baca Juga: Ini Catatan Apindo pada Tiga Wakil Menteri Baru
Kemudian, pengaruh ketidakpastian global akan membuat Foreign Direct Investment (FDI) yang masuk ke dalam negeri cenderung berkurang. Disamping itu, kinerja ekspor RI juga diperkirakan akan terdampak.
“Ekspor kita juga makin mengecil, dan demand ekspor kita juga menurun. Ditambah adanya peningkatan cost (logistic) karena adanya peningkatan fragmentasi global dari pengaruh geopolitik di Timur Tengah,” ungkapnya.
Baca Juga: Apindo Berharap Satgas Impor Ilegal Kompeten dan Kredibel
Adapun Shinta menyampaikan, dampak rambatan global ini tidak hanya akan mengurangi masuknya investasi asing, melainkan juga investasi yang berasal dalam negeri.
“Jadi walaupun kami sangat apresiasi pemerintah terus menumbuhkan proyeksi investasi, tapi saya rasa perlu adanya antisipasi. Sejak kuartal II 2023 sudah terjadi pelemahan pertumbuhan FDI dan kinerja ekspor, yang menyebabkan defisit neraca berjalan,” tambahnya.
Asal tahu saja, Bank Dunia sendiri telah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global sebesar 2,6% pada 2024. Selanjutnya pada 2025-2026, pertumbuhan diperkirakan naik menjadi rata-rata 2,7%. Meski demikian, laju pertumbuhan tersebut masih jauh di bawah rata-rata 3,1% pada dekade sebelum pandemi Covid-19
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News