Reporter: Abdul Basith | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bidang Ketenagakerjaan Bob Azam berharap pada pemerintah periode 2019-2024 agar dapat menciptakan kondisi pasar tenaga kerja lebih fleksibel.
Hal itu ia katakan, karena saat ini, Apindo menilai, pasar tenaga kerja di Indonesia masih terlalu kaku. Padahal, bila pasar tenaga kerja dibuat lebih fleksibel, dapat mendorong tenaga kerja untuk melakukan penyesuaian keterampilan.
"Keluar masuk pasar tenaga kerja lebih mudah, dengan demikian selalu menyesuaikan keterampilan diri dengan tuntutan pekerjaan," ujarnya saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (2/7).
Selain berdampak positif bagi pengusaha, pasar tenaga kerja yang fleksibel juga menguntungkan bagi pekerja. Pasalnya tenaga kerja akan mendapatkan pengembangan kemampuan. Hal itu akan memungkinkan pekerja mendapatkan kenaikan jabatan. Selain itu, pengembangan kemampuan diperlukan untuk era teknologi digital.
Pasalnya di masa kemajuan teknologi digital akan banyak pekerjaan yang tergerus. Pelatihan tersebut menjaga agar tenaga kerja yang tergerus bisa mendapatkan pekerjaan baru. "Tenaga kerja harus difasilitasi dengan Balai Latihan Kerja (BLK) dan pendanaannya agar bila terkena PHK mereka punya kesempatan untuk beralih profesi," terang Bob.
Selain fleksibilitas pasar tenaga kerja, Bob juga meminta perbaikan produktifitas. "Produktifitas tenaga kerja perlu diperbaiki berkaitan dengan kenaikkan upah,"tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News