Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Isi beras tidak sesuai timbangan
Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengakui adanya maraknya peredaran beras oplosan di pasar tradisional maupun ritel modern.
Beras-beras tersebut dikemas secara premium, meskipun isinya telah dicampur dan menyesatkan konsumen.
Hasil investigasi yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Satgas Pangan Polri mengungkap sedikitnya 212 merek beras yang tidak memenuhi standar mutu.
Pelanggaran ini mencakup ketidaksesuaian berat kemasan, komposisi, hingga label produk.
Dilansir dari Kompas.com (15/7/2025), beberapa merek diketahui mencantumkan kemasan 5 kilogram, namun isi sebenarnya hanya 4,5 kilogram.
Tonton: Buntut Kasus Beras Oplosan, Pemerintah Akan Hapus Jenis Beras Premium dan Medium
Selain itu, tak sedikit pula yang mengeklaim sebagai beras premium, padahal kualitasnya tergolong biasa.
"Contoh ada volume yang mengatakan 5 kilogram, padahal 4,5 kg. Kemudian ada yang 86 persen mengatakan bahwa ini premium, padahal itu adalah beras biasa," kata Amran.
"Artinya apa? Satu kilo bisa selisih Rp 2.000 sampai Rp 3.000 per kilogram," tambahnya.
Praktik beras oplosan berpotensi merugikan konsumen hingga Rp 99 triliun per tahun atau hampir Rp 100 triliun.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Beras Oplosan Merek Apa Saja?"
Selanjutnya: Gagal Bayar Fintech Lending Tak Kunjung Tuntas, Cek Pinjol Lain Resmi OJK Juli 2025
Menarik Dibaca: Promo Imperial Kitchen sampai 31 Juli, Chinese Food Spesial Cuma Rp 49.000-an
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News