kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Apa kata ekonom melihat asing deras masuk ke SBN Rp 8,26 triliun sepanjang Oktober?


Jumat, 26 Oktober 2018 / 21:24 WIB
Apa kata ekonom melihat asing deras masuk ke SBN Rp 8,26 triliun sepanjang Oktober?
ILUSTRASI. Pasar modal


Reporter: Martyasari Rizky | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengumumkan, sepanjang Oktober 2018 aliran dana asing yang masuk ke dalam portofolio surat berharga negara (SBN) mencapai Rp 8,26 triliun. Meski demikian, secara keseluruhan tahun arus modal asing masih negatif.

"Arus modal asing memang terjadi fluktuasi. Walaupun secara keseluruhan tahun arus modal asing masih tercatat negatif, artinya lebih banyak yang keluar, tetapi pada beberapa waktu masih terjadi arus modal asing yang masuk," ujar Pieter Abdullah Redjalam, Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Jum'at (26/10)

Hal ini tentunya dipengaruhi oleh faktor fundamental, teknikal, dan sentimen. Dari sisi fundamental sendiri, investor asing tentu sangat paham bahwa potensi return yang ditawarkan oleh investasi di Indonesia baik equity maupun SBN masih sangat bagus.

"Dengan harga yang relatif cukup rendah. Jika dilihat di equity, per rata-rata saham Indonesia masih lebih rendah dibandingkan bursa negara-negara tetangga," ujar Pieter.

Kepala ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual juga sependapat, menurutnya harga yang ditawarkan di bursa Indonesia tampaknya sudah lebih cukup menarik dibandingkan dengan bursa negara tetangga.

Selain itu, sentimen yang terbentuk selama bulan Oktober 2018 dapat dikatakan netral, atau bisa dibilang tidak banyak isu negatif yang mempengaruhi pasar.

Tetapi keduanya berpendapat, kondisi seperti saat ini tidak bisa diyakini akan terus berlangsung sampai dengan akhir tahun 2018. Pasar masih sangat rentan terhadap isu global, khususnya yang terkait dengan kenaikan suku bunga Federal Reserve System (The Fed).

Serta, dikhawatirkan adanya tekanan modal asing keluar yang kemungkinan bisa terjadi pada bulan Desember nanti, saat The Fed diperkirakan menaikkan suku bunga acuannya.

"Saya pikir kita harus tetap waspada. Investor yang masuk ini lebih advance, maka mereka ini lebih praktis dalam mengolah dana. Jadi, kalau misal terjadi gejolak eksternal lagi, besar kemungkinan mereka akan kembali keluar dari pasar Indonesia," ujar David.

David juga menambahkan, kalaupun pemerintah ingin mendatangkan investor asing, pemerintah diharapkan lebih bisa memilih investor dengan karakteristik jangka panjang.

Sehingga, bila terjadi gejolak eksternal, sangat kecil kemungkinan investor tersebut akan keluar dari pasar Indonesia. Misalnya, seperti dana pensiun, asuransi, serta bank sentral negara lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×