Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Kondisi politik Tanah Air terlihat belum mempengaruhi kepercayaan konsumen terhadap ekonomi di bulan September lalu. Duet ANZ dan Roy Morgan Indonesia menunjukkan, Indeks Kepercayaan Konsumen di bulan September berada di level 161,2, hampir tak berubah dibanding level tertinggi 161,4 di bulan Agustus.
Dari laporan tersebut, sebanyak 47% koresponden mengatakan kondisi keuangan personal atau keluarganya saat ini lebih baik ketimbang tahun lalu. Namun, koresponden yang mengatakan kondisi keuangan personalnya lebih buruk naik 2 persentase poin (ppts) menjadi 8%.
Koresponden yang saat ini optimistis kondisi keuangannya akan membaik tahun depan, naik 2 ppts menjadi 74%. Ini berbanding dengan 2% masyarakat yang berekspektasi keuangannya akan memburuk di tahun 2015.
Mayoritas atau 94% koresponsen berekspektasi akan menikmati kondisi keuangan yang baik dalam lima tahun mendatang. Sedangkan yang memperkirakan kondisinya akan memburuk, hanya 5% atau turun 1 ppt.
Dengan tingkat kenyamanan ekonomi tersebut, sebanyak 64% koresponden menilai, ini saat yang baik untuk membeli keperluan rumah tangga. Sedangkan 32% lainnya yang mengatakan ini bukan waktu yang baik.
Dari hasil ini, Glenn Maguire, ANZ Chief Economist South Asia, ASEAN & Pacific menilai, kepercayaan konsumen Indonesia masih cukup kebal dengan kondisi politik yang sedang terjadi.
Mereka menilai, ekonomi akan membaik dalam waktu 5 tahun mendatang, dengan terpilihnya presiden Joko Widodo.
Namun, muncul peluang, kebijakan Jokowi akan menghadapi tantangan berat dari parlemen. Karena itu, ANZ melihat, prospek kepercayaan konsumen akan turun dari level rekornya, dengan pertimbangan tantangan dari parlemen menjadikan program-program Jokowi gagal diwujudkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News