kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.705.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.290   30,00   0,18%
  • IDX 6.750   -53,40   -0,78%
  • KOMPAS100 997   -8,64   -0,86%
  • LQ45 770   -6,78   -0,87%
  • ISSI 211   -0,72   -0,34%
  • IDX30 399   -2,48   -0,62%
  • IDXHIDIV20 482   -1,69   -0,35%
  • IDX80 113   -1,02   -0,90%
  • IDXV30 119   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   -0,75   -0,57%

Anjloknya rupiah bisa timbulkan krisis politik


Jumat, 30 Agustus 2013 / 19:51 WIB
Anjloknya rupiah bisa timbulkan krisis politik
ILUSTRASI. Warga mendapatkan suntikan vaksin booster COVID-19 di salah satu pusat perbelanjaan di Kota Kediri, Jawa Timur, Sabtu (9/4/2022).


Sumber: TRIBUNNEWS.COM | Editor: Amal Ihsan

JAKARTA. Anjloknya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS tidak boleh dianggap remeh karena justru bisa menimbulkan krisis politik dan bahkan bisa mempercepat digelarnya pemilu.

"Presiden SBY jangan meremehkan anjlognya rupiah yang terus merosot akhir-akhir ini. Kalau dibiarkan dan hanya sibuk pencitraan politik menjelang pemilu 2014, maka krisis rupiah tersebut bisa menjadi krisis politik, yang justru bisa mempercepat digelarnya pemilu," kata bekas Menko Perekonomian era pemerintahan Abdurrahman Wahid, Rizal Ramli dalam diskusi bertema “Perekonomian Indonesia dan Melemahnya Nilai Rupiah” di Komplek Gedung Parlemen, Jakarta, Jumat (30/8).

Rizal mengatakan, saat ini lagi krisis rupiah dan pemerintah harus mengakui jujur, jangan bohong, lalu mencari solusi. Kalau pemerintah sibuk melakukan pencitraan politik, ditambah dengan korupsi di lingkaran Istana dan menteri-menterinya, maka krisis politik itu tak bisa dihindari.

Rizal mengaku aneh karena dalam kondisi krisis pemerintah masih sempat membuat pertumbuhan ekonomi 6,3 %, padahal perekonomian sudah lampu kuning.

“Mengapa? Karena ekonomi kita sudah mengalami 4 defisit, yaitu defisit neraca perdagangan minus 6 miliar dollar AS, defisit transaksi berjalan minus 8 miliar dollar AS, defisit ekspor minus 27 miliar dollar AS, dan krisis kepercayaan. Kalau defisit devisa negara minus 5 miliar dollar AS, maka rupiah bisa kuat,” katanya.

Rizal mempertanyakan, kemana presiden SBY dan menteri-menterinya selama ini, apa sibuk konvensi.

“Kalau lemahnya rupiah ini dibiarkan, dan pemerintah tak melakukan tindakan apa pun, maka ekonomi kita bisa masuk lampu ‘merah’ dan krisis tinggal tunggu waktu,” ujarnya.(js)

Tribunnews.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×