Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Komisi IV DPR RI merespons kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang mengizinkan ekspor beras ke negara-negara yang membutuhkan.
Anggota Komisi IV DPR RI, Daniel Johan, menegaskan dukungannya terhadap kebijakan tersebut dengan syarat kebutuhan beras dalam negeri telah terpenuhi.
"Minimal tidak ada lagi berita tentang impor beras, prioritas pertama dan utama adalah Indonesia mandiri dan berdaulat pangan, setelah tercapai dan berlebih baru kita ekspor," ujar Daniel kepada Kontan.co.id, Senin (28/4).
Baca Juga: Mentan Tegaskan Belum Ada Rencana Ekspor Beras, Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas
Daniel juga meminta pemerintah memastikan harga gabah dibeli secara adil, tata niaga beras dikendalikan oleh negara, dan tidak terjadi kelangkaan beras di pasar sebelum melakukan ekspor.
"Kebijakan pangan, terutama beras, harus menyatu dalam kerangka ketahanan nasional," jelasnya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo menyampaikan bahwa sejumlah negara telah meminta pasokan beras dari Indonesia.
Berdasarkan laporan Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Prabowo mengizinkan pengiriman beras ke negara-negara tersebut, dengan catatan pengiriman dilakukan atas dasar kemanusiaan dan tidak berorientasi pada keuntungan besar.
Baca Juga: Prabowo Beri Sinyal Indonesia Siap Ekspor Beras, Ini Kata Pakar
Presiden menekankan pentingnya memastikan biaya produksi, transportasi, dan administrasi dapat kembali, serta menilai ekspor ini sebagai bukti bahwa Indonesia kini mampu membantu negara lain.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras Indonesia pada Januari hingga Mei 2025 diperkirakan mencapai 16,62 juta ton. Jumlah ini naik 1,83 juta ton atau 12,40 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024, yang tercatat sebesar 14,78 juta ton.
Sementara itu, produksi beras pada Februari 2025 diperkirakan sebesar 2,23 juta ton, meningkat 0,84 juta ton atau 60,82 persen dibandingkan Februari 2024 yang sebesar 1,39 juta ton.
Baca Juga: Pemerintah Disarankan Tahan Ekspor Beras, Prioritaskan Kebutuhan Dalam Negeri
Secara keseluruhan, produksi padi pada Januari hingga Mei 2025 diperkirakan mencapai 28,85 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), naik 3,18 juta ton GKG atau 12,40 persen dibandingkan periode yang sama pada 2024, yang tercatat sebesar 25,66 juta ton GKG.
Selanjutnya: South Korean Firms to Increase Indonesia Investments by $1.7 bln, Minister Says
Menarik Dibaca: Bogor Diguyur Hujan, Simak Prakiraan Cuaca Besok (29/4) di Jawa Barat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News