kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.916.000   -27.000   -1,39%
  • USD/IDR 16.830   -10,00   -0,06%
  • IDX 6.400   -41,63   -0,65%
  • KOMPAS100 918   -5,59   -0,61%
  • LQ45 717   -5,96   -0,82%
  • ISSI 202   0,24   0,12%
  • IDX30 374   -3,30   -0,87%
  • IDXHIDIV20 454   -4,95   -1,08%
  • IDX80 104   -0,73   -0,70%
  • IDXV30 110   -1,18   -1,06%
  • IDXQ30 123   -1,18   -0,95%

Anggota DPR minta industri karet diperhatikan


Selasa, 07 September 2010 / 13:32 WIB
Anggota DPR minta industri karet diperhatikan


Reporter: Adi Wikanto | Editor: Edy Can

JAKARTA. Ida Ria, anggota Komisi VI DPR meminta Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga memperhatikan pengembangan industri karet. Sebab, Indonesia merupakan penghasil karet terbesar di dunia.

Catatan saja, saat ini ada sekitar 3,5 juta hektare luas lahan karet di Indonesia. Namun, Ida menilai pengolahan karet di Indonesia belum jalan. "Selama ini, kita masih jarang mengekspor produk olahan karet," kata Ida, Selasa (7/9).

Selama ini, industri karet belum masuk dalam program revitalisasi yang dilakukan Kemenperin. Program revitalisasi hanya untuk industri gula, pupuk, tekstil, minuman dan tembakau, serta industri kimia hilir.

Tahun anggaran 2011, dana untuk pengembangan industri karet pun terbatas. Kemenperin hanya mengajukan dana Rp 15,1 miliar. Itu pun bukan untuk karet saja, tapi juga untuk furniture dan kertas. Bandingkan dengan dana pengembangan industri makanan, hasil laut dan perikanan yang mencapai Rp 33,3 miliar. "Sudah saatnya, industri karet lebih dikembangkan," kata Ida.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×