CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.902   -8,00   -0,05%
  • IDX 7.167   -48,04   -0,67%
  • KOMPAS100 1.095   -7,66   -0,69%
  • LQ45 872   -4,17   -0,48%
  • ISSI 217   -1,53   -0,70%
  • IDX30 446   -1,67   -0,37%
  • IDXHIDIV20 540   0,28   0,05%
  • IDX80 126   -0,86   -0,68%
  • IDXV30 136   0,18   0,13%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,19%

Anggota Badan Anggaran tak puas hasil renovasi


Senin, 11 Juni 2012 / 14:35 WIB
Anggota Badan Anggaran tak puas hasil renovasi
Poster Hospital Playlist season 2, salah satu?drama Korea terbaru yang tayang Juni di Netflix.


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Edy Can

JAKARTA. Anggota Badan Anggaran DPR merasa tidak puas dengan hasil renovasi ruangan yang menelan biaya hingga Rp 11,4 miliar. Anggota Badan Anggaran DPR Dewi Asmara mengeluhkan soal kursi.

Menurutnya, kursi belakang seharusnya lebih tinggi dibandingkan yang berada di barisan depan. "Kalau begini jadinya yang belakang tidak bisa melihat menteri saat rapat," ujarnya saat meninjau ruang Badan Anggaran DPR yang baru saja diresmikan, Senin (11/6).

Hal senada juga diucapkan oleh anggota Badan Anggaran DPR lainnya Edison Betaubun. Anggota Komisi XI DPR dari fraksi Partai Golkar juga terlihat kecewa dengan perubahan ruang Badan Anggaran DPR ini.

Menurutnya, ruangan tersebut tidak mengalami perubahan yang berarti. "Sama saja dengan ruang Badan Anggaran yang dulu," katanya.

Sementara itu, Ketua Badan Anggaran DPR Melchias Markus Mekeng tak banyak berkomentar. Namun, dia mengatakan, perubahan ruangan dan interiornya tidak dapat dilakukan lagi. "Ini sudah jadi. Pembahasan soal itu sudah kami lakukan dan untuk membongkar ruangan, tidak mudah," ucapnya.

Mekeng berharap ruangan yang baru ini bisa meningkatkan kinerja anggota Badan Anggaran DPR. "Jadi panitia kerja akan bisa berjalan bersamaan. Kami juga tidak perlu lagi rapat di hotel-hotel," katanya.

Seperti diberitakan, pembangunan ruang Banggar yang dilakukan tahun 2011 itu sempat dikritik berbagai pihak lantaran menghabiskan uang rakyat mencapai Rp 20 miliar. Awalnya, interior di ruang seluas 800 meter persegi itu dipenuhi barang-barang impor, salah satunya kursi seharga Rp 26 juta.

Sekretarias Jenderal DPR lalu mengganti sebagian barang impor dengan produk lokal berkualitas atas rekomendasi Badan Kehormatan DPR. Hingga saat ini, tak diketahui apakah ada penyimpangan atau tidak dalam proyek itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×