Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Pemerintah yakin pertumbuhan ekonomi kuartal tiga tahun ini akan lebih baik dari kuartal sebelumnya, menyusul sejumlah proyek infrastruktur mulai jalan. Apalagi, belanja pemerintah juga mendorong pertumbuhan ekonomi.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, keyakinan itu lantaran penjualan semen naik. Ini menandakan adanya geliat perekonomian. "Ini terpicu karena sebagian proyek infrastruktur pemerintah sudah berjalan," kata Bambang di Istana Negara Jakarta, Senin (28/9).
Pada kuartal II 2015, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia 4,67% (year on year), lebih rendah dari kuartal I yang sebesar 4,7%.
Bambang yakin pertumbuhan ekonomi kuartal III akan lebih tinggi karena data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menunjukkan konsumsi semen di bulan Agustus 2015 naik 11%. Adapun pada bulan September 2015 sebesar 6% dari periode yang sama tahun lalu.
Lebih baik
Dengan data pertumbuhan konsumsi semen tersebut, Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III berada di atas 5%. Sedangkan sampai akhir tahun, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan hanya mencapai 4,9%.
Perkiraan pertumbuhan ekonomi yang kurang dari 5% sampai akhir tahun ini juga diprediksikan oleh sejumlah lembaga internasional. Terakhir Bank Pembangunan Asia atawa Asian Development Bank (ADB) memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini dari 5,5% menjadi 4,9%.
Walau sampai akhir tahun diperkirakan tidak akan mencapai angka 5%, namun menurut David, pencapaian itu dianggap cukup baik jika dibandingkan sejumlah negara yang mengalami perlambatan ekonomi lebih dalam.
Selain belanja, pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III adalah konsumsi masyarakat yang masih tinggi. Konsumsi masyarakat membaik seiring dengan adanya efek berganda atau multiplier effect dari proyek infrastruktur. Pembangunan infrastruktur mulai menambah jumlah lapangan kerja sehingga kemampuan daya beli masyarakat meningkat.
Di sisi lain, ada hal yang harus diwaspadai dengan kondisi ekonomi saat ini, yaitu ancaman gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri manufaktur. (lihat halaman 16 dan 21)
Ekonom Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Latif Adam mengatakan, PHK akan menjadi sumber baru pendorong turunnya daya beli masyarakat.
Dengan PHK yang kian banyak, pertumbuhan ekonomi di kuartal III dan IV pasti akan terhambat. Latif memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal III akan lebih besar dari kuartal I dan II, yaitu sedikit di atas 5%. Hanya, sampai akhir tahun, ekonomi akan meleset dari target.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News