Reporter: Fauzan Zahid Abiduloh | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cadangan devisa kembali menurun pada akhir Maret 2018. Data Bank Indonesia (BI) menyebut cadangan devisa menyentuh angka US$ 126 miliar pada Maret 2018. Ini menambah daftar penurunan cadangan devisa Indonesia di kuartal pertama tahun ini, setelah di bulan Februari mengalami penurunan hampir US$ 4 miliar menjadi US$ 128,05 miliar.
Penurunan cadangan devisa yang terjadi di sepanjang kuartal I-2018 ini membutuhkan sentimen positif. Masih ada peluang agar cadangan devisa kembali naik di tengah ketidakpastian pasar global.
Analis obligasi bank Danamon Dian Ayu mengatakan tren penurunan tersebut belum tentu berlangsung hingga bulan depan. Di akhir April 2018, jumlah cadangan devisa masih bergantung pada kondisi pasar yang saat ini sulit diprediksi.
“Bulan selanjutnya belum tentu turun. Tergantung kondisi pasar yang saat ini sulit diprediksi akibat faktor ketidakpastian global, terutama di Amerika Serikat,” kata Dian Ayu kepada Kontan.co.id, Jumat, (6/4).
Keadaan tersebut diperparah dengan adanya kemungkinan kenaikan permintaan dollar Amerika Serikat (AS), mengingat pada April ini emiten-emiten akan melakukan pembagian deviden pada para investor.
“Betul (pada April), biasanya memang permintaan dollar akan tinggi. Itu dapat berpengaruh pada rupiah dan pada akhirnya cadangan devisa,” jelas Dian.
Kendati begitu, Dian bilang, harapan untuk meningkatkan cadangan devisa masih ada. Faktor yang harus diperhatikan tentunya adalah sentimen terhadap rupiah itu sendiri.
Dian mengingatkan bila sentimen terhadap rupiah membaik, aliran dana asing yang masuk serta penerimaan ekspor dapat meningkatkan penawaran dollar di pasar. Dengan sendirinya, hal itu akan membatasi tekanan pada rupiah.
“Sentimen positif bulan depan bisa datang dari global atau dari data rilis domestik. Beberapa hari belakangan inflow dana asing sudah masuk lagi, terutama di obligasi,” pungkas Dian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News