kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aktivitas manufaktur ASEAN mulai membaik, meski serapan tenaga kerja terus turun


Senin, 03 Februari 2020 / 12:59 WIB
Aktivitas manufaktur ASEAN mulai membaik, meski serapan tenaga kerja terus turun
ILUSTRASI. Perkembangan Industri Manufaktur: Pekerja mengecek alat robot welding di Cikarang, Bekasi


Reporter: Grace Olivia | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aktivitas sektor manufaktur Asia Tenggara (ASEAN) masih terkontraksi di awal tahun ini. Hal itu ditunjukkan oleh angka Purchasing Managers’ Index IHS Markit, Senin (3/1), yang berada pada level 49,8, atau di bawah batas level ekspansi yaitu 50.

Indeks manufaktur ASEAN mengalami penurunan selama delapan bulan berturut-turut. Namun, tingkat penurunan pada Januari lalu menjadi yang terendah dan untuk pertama kalinya terdapat kenaikan produksi (output) dalam periode tersebut. 

Baca Juga: IHS Markit: Aktivitas manufaktur Indonesia masih lemah di awal tahun

"Output sedikit naik di tengah-tengah pertumbuhan berkelanjutan pada permintaan baru, menandai perbaikan pada kondisi permintaan. Namun demikian, kenaikan volume pesanan berkurang dari posisi Desember dan hanya berkisar rendah,” terang Ekonom IHS Markit Lewis Cooper dalam laporannya. 

Myanmar mencatat kinerja terbaik dari tujuh negara peserta survei, dengan indeks 52,7. Filipina juga mencatat ekspansi manufaktur dengan indeks 52,1 yang merupakan posisi tertinggi sejak tahun lalu. 

Sementara itu, meski kondisi operasional membaik, Vietnam masih mencatat kenaikan indeks yang marginal ke level 50,6. Begitu juga Thailand yang kondisi manufakturnya stagnan pada awal tahun ini dengan indeks menurun ke 49,9 pada Januari 2020. 

Aktivitas manufaktur Indonesia juga masih menurun meski penurunan melambat dan kini berada pada indeks 49,3. Sama halnya dengan Singapura yang saat ini mencatatkan indeks 49,2. 

Terakhir, Malaysia mencatat penurunan indeks manufaktur paling tajam dari ketujuh negara yang disurvei, yaitu dengan angka 48,8. Indeks manufaktur Malaysia itu merupakan yang terendah sejak September tahun lalu. 

IHS Markit menjelaskan, ada tanda-tanda tentatif untuk potensi kenaikan aktivitas manufaktur seiring dengan meningkatnya produksi dan berlanjutnya pertumbuhan permintaan baru. 
Namun, perusahaan terpantau terus mengurangi jumlah tenaga kerja selama Januari, seperti yang telah terjadi dalam delapan bulan terakhir. 

“Jumlah tenaga kerja terus menurun pada Januari, sebagaimana telah terjadi setiap bulannya sejak Juni lalu. Tingkat pelepasan tenaga kerja hanya sedikit, namun membebani kinerja sektor ketenagakerjaan,” tutur Lewis. 

Baca Juga: Wabah virus corona berpotensi rugikan ekonomi China US$ 62 miliar di kuartal I 2020

Meski demikian, IHS Markit masih melihat optimisme dari perusahaan manufaktur di kawasan ASEAN yang meyakini tingkat produksi akan terus meningkat setahun ke depan. 

“Secara keseluruhan, sektor manufaktur ASEAN masih dalam keadaan tenang pada awal tahun 2020. Meski ada tanda- tanda positif, momentum lebih jauh dibutuhkan supaya sektor kembali tumbuh,” imbuh Lewis. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×