Reporter: Grace Olivia | Editor: Herlina Kartika Dewi
Terakhir, Malaysia mencatat penurunan indeks manufaktur paling tajam dari ketujuh negara yang disurvei, yaitu dengan angka 48,8. Indeks manufaktur Malaysia itu merupakan yang terendah sejak September tahun lalu.
IHS Markit menjelaskan, ada tanda-tanda tentatif untuk potensi kenaikan aktivitas manufaktur seiring dengan meningkatnya produksi dan berlanjutnya pertumbuhan permintaan baru.
Namun, perusahaan terpantau terus mengurangi jumlah tenaga kerja selama Januari, seperti yang telah terjadi dalam delapan bulan terakhir.
“Jumlah tenaga kerja terus menurun pada Januari, sebagaimana telah terjadi setiap bulannya sejak Juni lalu. Tingkat pelepasan tenaga kerja hanya sedikit, namun membebani kinerja sektor ketenagakerjaan,” tutur Lewis.
Baca Juga: Wabah virus corona berpotensi rugikan ekonomi China US$ 62 miliar di kuartal I 2020
Meski demikian, IHS Markit masih melihat optimisme dari perusahaan manufaktur di kawasan ASEAN yang meyakini tingkat produksi akan terus meningkat setahun ke depan.
“Secara keseluruhan, sektor manufaktur ASEAN masih dalam keadaan tenang pada awal tahun 2020. Meski ada tanda- tanda positif, momentum lebih jauh dibutuhkan supaya sektor kembali tumbuh,” imbuh Lewis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News