kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IHS Markit: Aktivitas manufaktur Indonesia masih lemah di awal tahun


Senin, 03 Februari 2020 / 11:24 WIB
IHS Markit: Aktivitas manufaktur Indonesia masih lemah di awal tahun
ILUSTRASI. Pameran Manufaktur: Suasana Pameran Manufacturing Indonesia 2019 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (4/12). Pameran yang digelar dari 4 Desember 2019 - 7 Desember 2019 ini diikuti oleh 1.500 peserta dari 39 negara seperti Jepang, Amerika Serikat, B


Reporter: Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Awal tahun, aktivitas manufaktur di dalam negeri masih menunjukkan pelemahan. Indeks manufaktur atau Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia yang dilaporkan IHS Markit, Senin (3/2), berada pada level 49,3 pada Januari 2020 atau berada di bawah batas level ekspansi yaitu 50,0.

Indeks manufaktur ini turun dari posisi 49,5 pada Desember 2019, menunjukkan penurunan marginal pada kondisi bisnis. Posisi indeks terkini juga menandai penurunan aktivitas manufaktur sepanjang tujuh bulan berturut-turut.

“Penurunan manufaktur Indonesia berlanjut hingga awal tahun, dengan data PMI menunjukkan penurunan lebih jauh pada kondisi operasional selama bulan Januari,” terang Kepala Ekonom IHS Markit Bernard Aw dalam laporan.

Baca Juga: Prediksi Kurs Rupiah: Ditekan Aksi Jual Investor Asing

Laporan survei terhadap manajer pembelian tersebut menunjukkan, kondisi permintaan berkurang pada awal tahun ini setelah sempat mengalami kenaikan penjualan sesaat selama bulan Desember.  Total volume bisnis baru juga menurun disebabkan oleh penurunan ekspor selama dua bulan berturut-turut dan penjualan asing turun pada kisaran tercepat selama empat bulan pada bulan Januari.

Bernard mengatakan, melemahnya permintaan dan penjualan baru membebani perekrutan tenaga kerja sehingga sektor ketenagakerjaan juga mengalami penurunan selama tujuh bulan berturut-turut.

"Tren melemahnya penjualan mendorong perusahaan mengurangi aktivitas pembelian dan mengakumulasi stok input. Produsen Indonesia juga harus memanfaatkan pesanan sebelumnya untuk mempertahankan produksi,” lanjut dia.

Baca Juga: Sri Mulyani ungkapkan alasan Kemenkeu memperketat restitusi pajak

Sementara dari segi harga, IHS Markit mencatat tidak ada tekanan dari inflasi. Meski kenaikan pada harga bahan baku terjadi pada awal tahun ini, tingkat inflasi masih tergolong marginal.

Begitu pun dengan tingkat produksi (output) yang masih tercatat naik selama dua bulan berturut-turut, meski pada laju yang marginal di tengah menurunnya penjualan.

“Ekspektasi jangka panjang bertahan positif, dengan Indeks Output Masa Depan, tolok ukur kepercayaan diri, naik ke posisi tertinggi selama delapan bulan. Namun demikian, tingkat optimisme ini dapat memudar jika permintaan klien terus menurun pada bulan-bulan mendatang,” tandas Bernard.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×