Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Posisi utang pemerintah pusat hingga akhir Juni 2018 mencapai Rp 4.222,7 triliun. Angka itu tumbuh 14,06% dibanding periode yang sama pada tahun 2017 lalu.
Dalam laporan APBN KiTA (Kinerja dan Fakta) disebutkan bahwa jumlah tersebut terdiri dari pinjaman sebesar Rp 785,13 triliun dan surat berharga negara sebesar Rp 3.442,64 triliun.
Dengan jumlah tersebut, rasio utang pemerintah per akhir Juni tetap terjaga di bawah 30% dari Produk Domestik Bruto (PDB), yaitu mencapai 29,79% dari PDB.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pemerintah tetap berhati-hati dalam mengelola utang. "Saya ingin sampaikan, kami berhat-hati. Kami bertanggung jawab, hati-hati tidak berarti kami banting stir karena kami menjaga ekonomi tetap stabil," kata dia, Selasa (17/7).
Pemerintah juga mencatat, realisasi pembiayaan utang dalam APBN 2018 selama semester pertama tahun ini mencapai Rp 176 triliun atau 44,09% dari target. Angka itu turun 15,28% dibanding periode yang sama tahun 2017.
Realisasi pembiayaan tersebut terdiri dari realisasi pembiayaan SBN sebesar Rp 192,6 triliun atau 46,46% dari target atau turun 16,88% YoY. Sementara realisasi pembiayaan pinjaman Rp 16,58 triliun atau 108,47% dari target, naik 57,56% YoY.
Sri Mulyani juga menyebut, pembiayaan SBN pada semester I-2018 terendah dalam empat tahun terakhir. Sebab, "Tahun 2014 tumbuh 65%, 2015 (tumbuh) 42%, 2017 -23%, tahun ini -16,9%, kontraksi dua tahun berturut-turut," tambah dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News