kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Airlangga sebut Presidensi G20 jadi daya tawar Indonesia dalam perjanjian dagang


Minggu, 31 Oktober 2021 / 11:29 WIB
Airlangga sebut Presidensi G20 jadi daya tawar Indonesia dalam perjanjian dagang
Presiden Joko Widodo mengikuti foto bersama para pemimpin negara dalam KTT G20 di Roma, Italia, Sabtu (30/10).


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Indonesia akan memegang Presidensi Group of Twenty (G20) pada tahun 2022 mendatang. Posisi tersebut dinilai akan memberikan daya tawar yang lebih tinggi bagi Indonesia dalam melakukan perjanjian dagang.

Saat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, Presiden Indonesia, Joko Widodo sempat membahas mengenai Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Uni Eropa (IEU-CEPA).

"Nah tentu ini diharapkan Indonesia sebagai Presidensi G20 mempunyai daya tawar yang tinggi," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat konferensi pers, Minggu (31/10).

Sebagai informasi, Prancis juga akan memegang Presidensi Uni Eropa. Pada pertemuan tersebut, Jokowi mendorong adanya akselerasi dalam pembahasan IEU-CEPA.

Baca Juga: Pemimpin negara G20 sepakati target 40% vaksinasi pada akhir tahun 2021

Pembentukan IEU-CEPA diharapkan dapat meningkatkan perekonomian Indonesia. Akselerasi tersebut juga diharapkan akan meningkatkan ekspor Indonesia ke Eropa dan begitupun sebaliknya.

Senada, pertemuan bilateral dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, juga membahas mengenai akselerasi rencana pembentukan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif antara Indonesia dengan Turki atau IT-CEPA.

Akselerasi tersebut diharapkan dapat mengembalikan pasar besar minyak sawit mentah (CPO) Indonesia di Turki yang sebelumnya menurun.

“Sehingga ini tentunya untuk mengembalikan maka kita perlu untuk mengakselerasi IT-CEPA. Bapak Presiden menugaskan Menteri Perdagangan untuk menangani CEPA tersebut,” ungkap Airlangga.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi juga mendorong sejumlah perjanjian dagang yang akan diselesaikan. Selain IEU-CEPA dan IT-CEPA, Indonesia juga menargetkan penyelesaian Indonesia-UEA CEPA serta dua Kerja Sama Perdagangan Prefensial (PTA) dengan Tunisia dan Bangladesh.

Selanjutnya: Jokowi temui PM Australia, ini yang dibahas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×