Sumber: ibtimes.com,Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Teka-teki yang dihadapi para ahli kesehatan adalah: Mengapa wabah itu tampaknya terhenti di luar China sementara di dalam negara adidaya Komunis itu jumlah kematian dan infeksi terus meningkat setiap hari?
Christopher Mores, seorang ahli virologi di Sekolah Kesehatan Masyarakat Institut Milken di Universitas George Washington, menawarkan dua jawaban yang mungkin untuk pertanyaan tersebut. "Bisa jadi transmisi itu terbukti berbeda di luar zona wabah utama untuk beberapa alasan yang belum dijelaskan. Atau, kami hanya belum menangkap dan menghitungnya, dan ada kegagalan mendeteksi," jelasnya seperti yang dilansir dari ibtimes.com.
Pemerintah yakin mampu deteksi
Sebelumnya, Kepala Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan dari Kementerian Kesehatan Vivi Setiawati mengatakan, Indonesia sejauh ini sudah mampu melakukan pemeriksaan virus corona.
Baca Juga: Takut corona, Royal Carribean tolak penumpang China, Hong Kong, Makau bepergian
"Indonesia sudah bisa melakukan pemeriksaan. Jadi testing kit itu sudah ada. Sejak kasus ini merebak, sudah ada pedoman dari WHO untuk deteksi coronavirus," ujar Vivi dikutip dari Kompas.com (1/2/2020).
Di sisi lain, Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko mengatakan, Indonesia telah memiliki alat untuk mendeteksi virus corona. Hal tersebut disampaikan Moeldoko setelah rapat koordinasi tingkat menteri di Kantor Staf Presiden, Kamis (6/2/2020).
"Indonesia sudah memiliki alat untuk mendeteksi atas virus korona. Tadi ada profesor yang telah menyampaikan informasi, kemampuan Indonesia untuk mendeteksi kalau terjadi sesuatu karena ini," ujar Moeldoko.
Baca Juga: Bantu China memerangi virus corona, AS siapkan dana Rp 1,36 triliun
Sementara itu, Kepala Lembaga Biologi Molekul Eijckman Amin Subandrio mengatakan, alat yang digunakan untuk mendeteksi virus tersebut ada dua jenis. Pertama, polymerase chain reaction (PCR) dan kedua adalah alat untuk mengonfirmasi.
"Di Indonesia yang punya alat itu cukup banyak, bukan hanya laboratorium penelitian di perguruan tinggi tapi juga di lab swasta," kata Amin.
Namun, kata dia, alat tersebut tidak digunakan rutin untuk memeriksa virus corona. Hanya saja, saat ini yang bisa memeriksa dan memastikan soal virus corona adalah dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (litbangkes) Kementerian Kesehatan.
Baca Juga: Lampaui SARS, korban tewas virus corona di China bertambah jadi 722 orang
Lembaga Eijckman, kata dia, sudah memiliki alat tersebut di Pusat Genom Nasional yang bisa mendeteksi berbagai macam virus. Beberapa waktu lalu, lembaga tersebut juga mengisolasi virus H5N1 atau virus flu burung. "Terkait virus corona, kami sudah punya pengalaman mendeteksi virus corona meski jenis lain," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News