kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Agar pulih dari dampak pandemi, pemerintah harus agresif tarik investasi


Rabu, 21 Juli 2021 / 22:54 WIB
Agar pulih dari dampak pandemi, pemerintah harus agresif tarik investasi
ILUSTRASI. Suasana pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik (PBTSE) atau Online Single Submission (OSS)


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pandemi saat ini, mendatangkan investasi menjadi salah satu yang mendesak. Tujuannya agar dapat segera pulih dari keterpurukan akibat Covid-19.

“Kementerian Investasi (Kemenves) memang harus agresif untuk menarik investasi untuk penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan nilai tambah ekonomi agar dapat bangkit dari keterpurukan akibat pandemi,” kata Direktur Eksekutif Apindo Agung Pambudi dalam keterangannya, Rabu (21/7).

Implementasi UU Cipta Kerja dinilai menjadi poin krusial dalam pertumbuhan ekonomi nasional dari aspek realisasi investasi. Sementara terkait pandemi, Agung menilai upaya vaksinasi untuk menciptakan kekebalan kelompok (herd immunity) jadi hal yang utama. Sinergi dua hal ini yang disebut Agung merupakan kunci untuk akselerasi ekonomi dalam kondisi pandemi.

Baca Juga: Perizinan investasi yang efisien jadi katalis positif industri pertambangan batubara

“Investasi yang masuk saat ini akan butuh waktu direalisasikan, misalnya dalam hal administrasi, infrastruktur, dan kelembagaannya. Sehingga harapannya saat pandemi bisa diatasi dengan program vaksin yang akan ada tambahan aktivitas eknoomi riil setelahnya,” jelas Agung.

Apalagi sejumlah sektor industri yang jadi fokus Kemenves seperti manufaktur berorientasi ekspor, farmasi, otomotif, infrastruktur pertambangan memang butuh waktu yang relatif tak sebentar untuk beroperasi. Sehingga saat ini Kemenves memang dituntut untuk terus agresif menarik investasi

Di sisi lain Kemenves juga diharapkan bisa mendorong investasi di sektor inovasi dan teknologi, karena sektor ini akan dapat memberikan nilai tambah dalam jangka panjang, sekaligus meningkatkan daya saing industri nasional.

Terbitnya UU Cipta Lapangan Kerja atawa Omnibus Law menjadi salah satu daya buat Kemenves bergerak cepat menarik investor.

Baca Juga: Penerapan mekanisme fiktif positif untuk dorong perizinan berusaha

Teranyar, kementerian yang dikomandoi Bahlil Lahadalia ini berhasil mendatangkan investasi anyar dari salah satu perusahaan pangan global Cargill senilai US$ 350 juta untuk jangka waktu sampai tiga tahun mendatang.

Rencana investasi ini terdiri atas perluasan usaha US$ 50 juta, pabrik pengolahan jagung di Jawa Timur senilai US$ 100 juta yang akan beroperasi secara komersial pada awal 2022, dan fasilitas kilang minyak kelapa sawit di Lampung senilai US$ 200 juta yang telah dimulai dan ditargetkan selesai dibangun pada akhir 2022.

“Kami mengapresiasi kehadiran Cargill yang sudah cukup lama di Indonesia dan telah berkontribusi memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Tim Kementerian Investasi siap membantu merealisasikan rencana investasi Cargill selanjutnya,” kata Bahlil beberapa waktu lalu.

Di tengah pandemi, kinerja Kemenves sejatinya masih ciamik. Tahun lalu, Kemenves berhasil merealisasikan investasi senilai US$ 56,9 miliar atau setara 101,1% dari target realisasi senilai Rp 56,3 miliar. Adapun sampai kuartal I-2021 realisasi investasi tercatat US$ 15,1 miliar atau setara 24,4% dari target US$ 62 miliar.

Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kemenves Ikmal Lukman menambahkan, sejak tahun lalu Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) juga telah membentuk Satuan Tugas yang khusus bertugas  memfasilitasi dan memberikan layanan end-to-end bagi investor yang akan melakukan relokasi terkait hambatan perang dagang dan pandemi.

“Satgas ini dibentuk untuk memanfaatkan peluang relokasi akibat perang dagang dan pandemi, kami juga akan memfasilitasi dan menyediakan layanan atau merelokasi layanan bisnis ke Indonesia. Sampai saat ini ada 162 perusahaan yang berminat merelokasi investasi dari luar Tiongkok ke Indonesia,” ungkap Ikmal.

Baca Juga: APBI: Perizinan sektoral kerap jadi hambatan bisnis pertambangan batubara

Adapun secara umum, Ikmal menjelaskan pihaknya juga akan mendorong sejumlah upaya untuk lebih aktif menarik investor ke Indonesia.

Mulai dari mempermudah akses perizinan dan perbankan, sampai memberikan layanan komperhensif kepada investor hingga mereka mulai melakukan produksi.

Upaya Kemenves ini, ditambahkan Ikmal juga akan ditopang dengan sejumlah insentif berupa tax holidays, tax allowance, pembebasan bea masuk buat impor mesin dan bahan baku.

Adapula super deduction tax bagi investor yang menyerap banyak tenaga kerja, menyelenggarakan program vokasi sampai mendorong aspek penelitian dan pengembangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×