Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Biaya investasi atau Incremental Capital Output Ratio (ICOR) di tanah air masih terbilang mahal, bila dibandingkan Malaysia, India, dan Philipina.
Rata-rata ICOR Indonesia mencapai 6,96 pada 2019-2023, lebih tinggi bila dibandingkan Malaysia sebesar 2,7, India 3,2, dan Philipina 3,4.
Staf Ahli Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Raden Pardede menyampaikan, pemerintah menargetkan ICOR bisa turun ke level 4,5.
“Kalau ICOR ini tidak diturunkan maka kebutuhan capital menjadi sangat besar, dan rasanya tidak mungkin dicapai. Penambahan capital hampir 8%-9% dari PDB,” tutur Raden dalam agenda Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, Selasa (3/12).
Dengan kondisi ICOR sebesar 6,96, maka porsi investasi ke PDB bisa mencapai 42% hingga 43% ke PDB, dari posisi pada 2019-2023 sebesar 31,6%.
Baca Juga: Pemerintah Bakal Manfaatkan GSP untuk Dapat Pembebasan Bea Masuk dari AS
Akan tetapi, apabila ICOR bisa turun ke level 4,5, maka kebutuhan investasi akan jauh lebih turun lagi.
“Jadi effort kita untuk menurunkan ICOR atau meningkatkan kualitas investasi dan efisiensinya menjadi sangat penting utamanya pada sektor yang lebih produktif dan berpotensi tinggi ke ekonomi dan lapangan kerja,” ungkapnya.
Adapun dari bahan paparannya, peningkatan sinergi antara kawasan Industri dan sektor pariwisata lokal, modernisasi teknologi, dan promosi investasi di kawasan khusus dapat menjadi kunci untuk meningkatkan output dan menurunkan ICOR.
Disamping itu, pemerintah juga akan terus melakukan optimalisasi proyek strategis nasional (PSN) untuk menurunkan ICOR.
Optimalisasi infrastruktur PSN yang telah dibangun dapat meningkatkan konektivitas pemerataan ekonomi, dan daya saing sektor industri pengolahan serta pariwisata, dengan fokus pada konsep hub and spoke dan kawasan ekonomi khusus.
Selanjutnya: Sepatu Bata (BATA) Fokus pada Efisiensi untuk Kembali Cetak Untung di Tahun 2025
Menarik Dibaca: Minum Jus Bisa Meningkatkan Kadar Gula Darah? Begini Penjelasannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News