Sumber: KONTAN |
NUSA DUA. Pengembangan proyek infrastruktur ternyata mendapat perhatian khusus Bank Pembangunan Asia (ADB). Bank ini bahkan berjanji siap menggelontorkan pinjaman untuk proyek infrastruktur dengan nilai lebih dari US$ 5 miliar.
ADB memprediksi, negara- negara Asia membutuhkan investasi infrastruktur hingga US$ 750 miliar per tahun. Investasi sebesar ini akan mampu mengatasi dampak krisis ekonomi global.
Presiden ADB Haruhiko Kuroda menyatakan, tahun lalu ADB hanya mampu mengucurkan pinjaman untuk proyek infrastruktur sebesar US$ 5 miliar. "Itu jelas sebanding dengan dana yang dibutuhkan," katanya saat memberi sambutan dalam pembukaan Sidang Tahunan ADB, di Nusa Dua, Bali, kemarin.
Kendati berjanji menggelontorkan kredit infrastruktur, ADB berharap negara-negara Asia juga meluncurkan kebijakan dan regulasi untuk memastikan investasi infrastruktur mereka terus berjalan.
Caranya, bisa lewat kebijakan fiskal dengan mendorong investasi infrastruktur lewat belanja negara atau memberikan fleksibilitas tingkat bunga sehingga mampu memicu produktivitas dunia usaha.
ADB memperkirakan, tahun ini 60 juta orang akan terperangkap dalam kemiskinan. Jika Pemerintah tidak menempuh langkah-langkah untuk menumbuhkan perekonomian, jumlahnya bisa bertambah menjadi 100 juta orang.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui, sektor infrastruktur sangat penting mendongkrak ekonomi negara. "Kini, tidak ada pilihan bagi Pemerintah kecuali mengucurkan belanja proyek infrastruktur," katanya.
Sri Mulyani bilang, infrastruktur seperti listrik dan transportasi mempunyai efek pengganda besar. Bukan saja mempercepat pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menciptakan kesejahteraan dan penyerapan tenaga kerja.
"Sektor ini sejalan dan sangat menolong upaya dan kebijakan lain yang bertujuan langsung untuk mengurangi kemiskinan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News