Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Indonesia memiliki kesempatan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Caranya, dengan menggeser ketergantungan ekspor komoditas ke bidang jasa.
Asian Development Bank (ADB) melihat, sektor pariwisata Indonesia sangat potensial untuk dikembangkan sehingga dapat menyumbang pertumbuhan ekonomi. "Dalam diversifikasi dari ekspor komoditas ke pariwisata, leading sektornya pariwisata, bukan hanya Bali, tapi berbagai daerah," ujar Steven R Tabor, Country Director ADB Indonesia, Rabu (30/3).
Menurut Tabor, perubahan orientasi pertumbuhan ekonomi China dari investasi ke konsumsi rumah tangga menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk meningkatkan sektor pariwisata. "Prospek itu juga bagus, kalau ada semacam rebalancing di China, mereka cetak 30 juta paspor baru setiap tahun," katanya.
Selama ini kontribusi sektor pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi masih sedikit. Malah, secara statistik kontribusi pariwisata sulit terukur lantaran tersebar di berbagai sub-sektor. Sektor pariwisata tersebut tersebar di berbagai komponen penyumbang PDB, seperti di industri wisata, hotel, dan restoran.
Country Economist ADB Indonesia Emma Allen menambahkan, total penerimaan dari sektor pariwisata tahun lalu hanya mencapai Rp 134 triliun. Jumlah tersebut menyumbang 4,2% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Emma memperkirakan penerimaan dari sektor pariwisata pada tahun depan bisa mencapai Rp 172 triliun atau 5% terhadap PDB. Dan di tahun 2019, sektor pariwisata dapat menghasilkan penerimaan Rp 240 triliun atau 8% terhadap PDB.
ADB memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini 5,2%, lebih tinggi dari tahun lalu yang 4,79%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News