Reporter: Herlina Kartika | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Setelah mendapatkan komitmen dari Bank Dunia, kini pemerintah Indonesia mendapatkan komitmen pinjaman Siaga dari Asian Development Bank (ADB) senilai US$ 500 juta.
"Mudah-mudahan awal semester II, komitmen pinjaman siaga dari ADB tersebut bisa efektif," kata Rahmat Waluyanto, Direktur Jenderal Pengelolaan Utang, Kementerian Keuangan di Jakarta, Senin (18/6).
Jika komitmen dari ADB bisa menjadi kenyataan, maka pemerintah mendapatkan komitmen pinjaman siaga senilai US$ 2,5 miliar. Sebelumnya, Indonesia telah menjajaki beberapa calon kreditur pinjaman siaga tersebut, tetapi hanya Bank Dunia dan ADB yang berminat
Sebelumnya, Menteri Keuangan Agus Martowardojo bilang, pemerintah tahun ini bakal menyiapkan pinjaman siaga sebesar US$ 5,5 miliar. Dari jumlah itu, sebesar US$ 2 miliar berasal dari Bank Dunia. "Pinjaman kontigensi ini tujuannya untuk kehati-hatian," katanya beberapa waktu lalu.
Rahmat bilang, pemerintah juga tengah bernegosiasi dengan Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan pemerintah Australia. Menurutnya, dua kreditur itu sudah memiliki niat memberikan pinjaman, tetapi masih dalam proses negosiasi.
Namun begitu, Ramhat mengaku tak mau tergesa-gesa mencari pinjaman siaga. Apalagi setelah keluarnya hasil pemilu dari Yunani. "Komitmen diharapkan ada menjelang pertengahan atau akhir semester II saja," katanya.
Wakil Presiden ADB untuk wilayah Asia Timur, Asia Tenggara dan Pasifik Stephen P. Groff bilang, ADB menyediakan fasilitas pinjaman siaga sebesar US$ 500 juta untuk Indonesia. Pinjaman yang telah disetujui hari ini (18/6) itu, merupakan bagian dari paket pinjaman siaga yang melibatkan Bank Dunia, Pemerintah Australia dan Jepang.
"Bantuan ini diberikan sebagai bagian dari rangkaian upaya pemerintah Indonesia untuk memperkuat kesiapannya dalam menghadapi ketidakpastian perekonomian global secara komprehensif dan proaktif," ungkapnya seperti dikutip dalam rilisnya Senin (18/6).
Stephen juga bilang, pemerintah Indonesia juga melakukan berbagai upaya pencegahan krisis antara lain dengan protokol penanganan krisis, stabilisasi surat utang melalui Bonds Stabilization Framework (BSF) dan kebijakan fiskal yang sesuai dengan paket pinjaman siaga.
Dengan komitmen pinjaman dari ADB, artinya pemerintah Indonesia telah mendapatkan komitmen pinjaman siaga sebesar US$ 2,5 miliar. Artinya, pemerintah tinggal mencari sisa kebutuhan pinjaman siaga sebesar US$ 3 miliar dari target US$ 5,5 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News