Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja impor diperkirakan akan kembali meningkat pasca mengalami penurunan secara bulanan sejak September 2022 lalu.
Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky menjelaskan, kondisi ini dipicu adanya pembukaan kembali ekonomi China usai kebijakan zero-Covid dicabut.
Selain itu, momentum musiman Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri juga akan meningkatkan impor karena banyaknya permintaan masyarakat.
Baca Juga: Ekspor Kuat, Neraca Transaksi Berjalan 2022 Berpotensi Surplus 1,05% PDB
“Tampaknya impor ke depan bisa meningkat mengingat reopening China dan mulai mendekati event musiman Ramadan dan Lebaran,” tutur Riefky kepada Kontan.co.id, Minggu (19/2).
Ke depan, berkaca pada pola sebelumnya, Riefky juga optimistis kinerja impor akan kembali meningkat sejalan dengan pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung. Meski begitu, terdapat beberapa faktor yang bisa mempengaruhi melambatnya impor.
Di antaranya, harga komoditas, tensi geopolitik Rusia dan Ukraina yang tidak bisa diprediksi, perkembangan perjanjian perdagangan, tingkat suku bunga global, dan lainnya.
Sebagai informasi, kinerja impor bulan Januari 2023 tercatat sebesar US$18,44 miliar atau tumbuh 1,27% (YoY). Dilihat dari penggunaannya, baik impor barang konsumsi, barang modal, dan bahan baku penolong masih tumbuh positif, masing masing sebesar 1,09% (YoY), 5,66% (YoY) dan 0,41% (yYoY).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News