kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspor Kuat, Neraca Transaksi Berjalan 2022 Berpotensi Surplus 1,05% PDB


Minggu, 19 Februari 2023 / 06:50 WIB
Ekspor Kuat, Neraca Transaksi Berjalan 2022 Berpotensi Surplus 1,05% PDB


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja perdagangan yang mumpuni, berpotensi membawa neraca transaksi berjalan kembali mencetak surplus di sepanjang tahun 2022. 

Bank Mandiri memperkirakan, neraca transaksi berjalan pada tahun 2022 akan surplus 1,05% produk domestik bruto (PDB). 

"Kami memperkirakan neraca transaksi berjalan pada 2022 surplus di kisaran 1,05% PDB seiring dengan kinerja perdagangan yang impresif," ujar Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro kepada Kontan.co.id, Kamis (16/2). 

Ini ditopang oleh kinerja ekspor barang yang mumpuni pada tahun 2022. Di sepanjang tahun lalu, ekspor tercatat sebesar US$ 291,98 miliar atau naik 26,07% secara tahunan. 

Baca Juga: Tahun Ini, Surplus Neraca Dagang Indonesia Diprediksi Menyusut

Namun, pada tahun 2023, Andry mengantisipasi adanya kemungkinan neraca transaksi berjalan berbalik defisit atau mencetak current account deficit (CAD) sekitar 1,10% PDB. 

CAD terjadi karena potensi pertumbuhan ekspor yang melandai karena normalisasi harga komoditas dan melambatnya permintaan global karena inflasi tinggi dan agresivitas kebijakan moneter global. 

Sedangkan dari sisi impor, Andry meyakini pertumbuhan impor akan lebih tinggi dari permintaan ekspor. 

Kabar baiknya, ini bukan melulu pertanda buruk. Pasalnya, peningkatan impor juga menunjukkan penguatan permintaan dalam negeri seiring penghapusan PPKM dan berlanjutnya program perlindungan sosial. 

Baca Juga: Surplus Neraca Dagang RI Diperkirakan Semakin Menyempit Tahun Ini

Akan tetapi, pertumbuhan impor pada tahun ini diperkirakan tak setinggi capaian pertumbuhan impor pada tahun 2022. 

"Ini karena harga minyak yang melandai dan antisipasi melemahnya kegiatan ekspor karena sebagian bahan baku untuk produksi barang ekspor diperoleh dari impor," tandas Andry. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×