kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada 78 proyek senilai US$ 42,1 miliar yang berpeluang ditawarkan ke investor


Selasa, 09 Oktober 2018 / 14:27 WIB
Ada 78 proyek senilai US$ 42,1 miliar yang berpeluang ditawarkan ke investor
Pembukaan Indonesia Investment Forum


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - NUSA DUA. Pemerintah memiliki 78 proyek yang berpeluang ditawarkan kepada investor. Proyek tersebut setidaknya memiliki total investai US$ 42,1 miliar.

Direktur Utama Mandiri Sekuritas Silvano Rumantir mengatakan, setidaknya 20 proyek dari daftar tersebut akan ditindaklanjuti dalam penandatangan dengan investor pada Kamis, (11/10) nanti.

"Ada 20 proyek dengan nilai US$ 13 miliar dan melibatkan tidak kurang dari 12 BUMN," katanya kepada wartawan di Hotel Conrad, Selasa (9/10).

Menurut Selvano, kerjasama dengan investor atawa pihak swasta ini membuat proyek tersebut tidak hanya tergantung kepada perbankan. Tapi juga ke juga sumber lain seperti, strategic partnership, long term project financing, dan capital market.

Ia mencatat, dari 20 proyek yang akan ditandatangani itu, hampir 80% merupakan strategic partnership, sekitar 18% merupakan project financing, sementara sisanya adalah capital market.

"Khusus untuk capital market, Menteri BUMN dan para BUMN sangat fokus untuk mendiversifikasi sumber-sumber pendanaan ke depannya. Jadi, walaupun dari capital market, bukan hanya (pakai cara) tradisional seperti obligasi rupiah atau IPO, tapi inovasi lainnya," tambah dia.

Yang pasti inovasi itu bersifat utang maupun non-utang, sehingga rasio risiko utang ke depannya bisa tetap terjaga. Dirinya juga mengapresiasi kepada Bank Indonesia dan OJK karena telah mendukung lantaran adanya DIFRA khususnya bagi BUMN.

"Jadi ada fixed income as well as equity. Yang fixed income atau utang bisa recycle bank loan sehingga dana yang di-raise dari infrastruktur ini yang bersifat utang bisa dipakai untuk refinancing. Sedangkan yang bersifat equity, bisa dipakai untuk membiayai proyek-proyek baru ke depannya," katanya.

Selain dari infrastruktur ada beberapa sektor yang akan dieksplor, contohnya sekuritisasi seperti membuat versi cross border. Hal itu tidak hanya investor domestik, tapi juga luar negeri untuk masuk ke pembiayaan tersebut. "Lainnya adalah green bond, sejalan dengan fokus ke depan dari BUMN untuk meningkatkan environment fee friendly," tutup Silvano.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×