Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - NUSA DUA. Depresiasi rupiah terhadap dollar Amerik Serikat (AS) tak menjadi hambatan bagi investor untuk berinvestasi di Indonesia, khususnya di sektor infrastruktur.
Jeffrey Delmon, Infrastructure Specialist of World Bank mengatakan, jika dilihat dari perspektif fundamental, Indonesia masih cukup bagus.
"Sehingga permasalah nilai tukar, tidak hanya berfokus kepada Indonesia saja karena ini juga merupakan isu global," ungkap dia dalam Indonesia Investment Forum 2018 di Hotel Conrad, Selasa (9/10).
Terlebih, infrastruktur merupakan investasi jangka panjang. "Jadi kalau investor tidak mau berinvestasi sekarang, berarti investor itu bukan investor yang tidak tepat bagi Anda (Indonesia)," tambah Jeffrey.
Sementara itu, Head of Infrastructure Debt of Blackrock Eric Wu menambahkan, infrastruktur merupakan aset jangka panjang. Sehingga tidak tepat jika investor melihat alasan investasi di sektor ini hanya karena keadaan global saat ini.
Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kartika Wirjoatmodjo mengatakan sebetulnya proyek infrastuktur di Indonesia yang masih tergantung kepada dollar AS adalah di sektor pembangkit listrik dan migas.
Tapi untuk mengatasi hal ini, pemerintah dan pihak swasta harus memiliki kontrak yang menyatakan fleksibilitas harga. "Jadi kalau kita mengadakan kontrak proyek jangka panjang, pemerintah harus memikirkan fleksibilitas dollar AS," katanya.
Sehingga sang investor memiliki keleluasaan dalam menghadapi risiko pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News