kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada 17 kabupaten di NTT krisis air bersih


Senin, 22 September 2014 / 21:43 WIB
Ada 17 kabupaten di NTT krisis air bersih
ILUSTRASI. Kendaraan pemudik melintas menuju arah Jabodetabek di Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Jawa Barat,


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

KUPANG. Musim kemarau serta intensitas hujan yang rendah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), membuat 17 Kabupaten di daerah itu mengalami krisis air bersih. 

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTT, Tini Tadeus kepada Kompas.com, Senin (22/9) mengatakan, 17 kabupaten tersebut tersebar merata di daratan Timor, Sumba dan Flores. 

“Ada 17 Kabupaten yang mengalami kekeringan tinggi dan itu menyebar di semua desa. Sedangkan lima kabupaten/kota hanya kekeringan sedang, yakni Kota Kupang, Kabupaten Ngada, Manggarai, Manggarai Timur dan Manggarai Barat,” beber Tadeus. 

Tadeus merinci, 17 Kabupaten yang mengalami krisis air bersih, yakni Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan (TTS), Timor Tengah Utara (TTU), Malaka, Belu, Sumba Timur, Sumba Barat, Sumba Tengah, Sumba Barat Daya, Rote Ndao, Sabu Raijua, Alor, Lembata, Flores Timur, Ende, Sikka dan Nagekeo. 

Untuk mengatasi persoalan itu, kata Tadeus, pihaknya kini sedang merancang usulan kepada pemerintah pusat untuk membangun sumur bor di 17 kabupaten tersebut. 

“Saat ini kami sedang rancang dananya dan sesuai dengan kemampuan bahwa 10 sumur bor dan intervensi air bersih 10 titik di setiap kabupaten, sehingga totalnya 170 titik. Usulan pembiayaannya sekitar Rp 15 miliar,” kata Tadeus. (Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×