kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

BNPB alokasikan Rp 50 miliar hadapi kekeringan


Rabu, 17 September 2014 / 14:04 WIB
BNPB alokasikan Rp 50 miliar hadapi kekeringan
ILUSTRASI. Resep Sop Ikan Bumbu Pepes yang nikmat dan harum (Youtube/Simple Rudy TV)


Reporter: Benedictus Bina Naratama | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) mengalokasikan dana Rp 50 miliar untuk penanganan bencana kekeringan dan Rp 355 miliar untuk mengatasi kebakaran hutan. 
BNPB bersama Kementerian Kehutanan mengadakan konferensi pers penanganan kebakaran lahan hutan dan kekeringan pada musim kemarau 2014, Rabu (17/9).

Sutopo Purwo Nugroho selaku Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB memaparkan bencana kekeringan di Jawa, Bali, dan NTT yang selalu terjadi setiap musim kemarau. Pulau Jawa-Bali mengalami defisit air sebesar 18,79 juta m3 dan Nusa Tenggara sebesar 0,44 juta m3.

Kekeringan yang terjadi di pulau Jawa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti jumlah penduduk yang terlalu banyak berkisar 146 juta jiwa dan beberapa daerah yang secara alamiah dan geografis kering, misalnya Wonogiri, Boyolali, Pacitan, Gunung Kidul, Pantura, Purwodadi, dan Tuban.

Sutopo memprediksi defisit air akan makin meningkat di masa mendatang karena semakin bertambahnya penduduk, degradasi lingkungan, dan dampak perubahan iklim. "Karenanya diperlukan upaya menyeluruh dan komitmen politik yang kuat untuk pembangunan waduk, pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan konservasi tanah dan air," jelasnya.

Ketersediaan air alami yang berasal dari aliran sungai seluruh Indonesia selama 1 tahun mencapai 1.957 milyar m3. Namun lebih dari 83% aliran sungai terkonsentrasi di Kalimantan, Papua, dan Sumatera, dan hanya 17% saja yang ada di Jawa, Sulawesi dan Nusa Tenggara.

Kekeringan paling terasa terjadi di pulau Jawa dengan provinsi Jawa Tengah yang mengalami bencana kekeringan di 18 kabupaten/kota.

Untuk itu BNPB sebagai badan nasional yang menangani bencana di Indonesia berupaya menanggulangi bencana kekeringan ini. Sutopo menuturkan bahwa BNPB menyediakan dana untuk membantu Pemerintah Daerah di 9 provinsi. "Disiapkan Rp 50 milyar untuk membantu Pemda Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, NTB, NTT, Lampung, Sumatera Selatan, dan Sulawesi Utara sesuai permintaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat," terangnya.

Selain dana, BNPB juga telah mendistribusikan mobil tangki ke beberapa BPBD yang digunakan untuk distribusi air bersih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×