kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.886.000   2.000   0,11%
  • USD/IDR 16.605   5,00   0,03%
  • IDX 6.944   111,51   1,63%
  • KOMPAS100 1.006   18,50   1,87%
  • LQ45 779   14,10   1,84%
  • ISSI 221   2,67   1,22%
  • IDX30 404   6,95   1,75%
  • IDXHIDIV20 476   8,92   1,91%
  • IDX80 113   1,73   1,55%
  • IDXV30 116   1,67   1,46%
  • IDXQ30 132   2,70   2,09%

80 pengusaha Jepang sambangi kantor wapres


Senin, 02 Februari 2015 / 13:31 WIB
80 pengusaha Jepang sambangi kantor wapres
ILUSTRASI. PGN berencana menaikkan harga gas untuk pelanggan non-Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) mulai awal Oktober 2023


Sumber: TribunNews.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kepala Kamar Dagang dan Industri Jepang, Akio Mimura, mengatakan Indonesia adalah pasar yang masih menjanjikan. Apalagi pendapatan per kapita Indonesia rata-rata mencapai 3.500 dolar AS, dan pada 2016 mendatang Indonesia akan bergabung dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Akio mengatakan, dengan pasar yang cukup menjanjikan, Jepang masih berminat untuk menindaklanjuti Indonesia Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA).

"Kami memilih Indonesia sebagai suatu (negara) yang menjanjikan. Dan selain itu saya tanya teman-teman (pengusaha), sebagian besar memang punya minta terhadap Indonesia. Hubungan Indonesia Jepang juga baik," katanya kepada wartawan usai menemui Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla atau yang akrab dipanggil JK, di kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (2/2).

Akio mengatakan dalam kunjungannya ke Indonesia kali ini ia juga membawa 80 pengusaha dari Jepang, selain bertemu Wakil Presiden, rencananya rombongan tersebut juga akan menemui Presiden Joko Widodo, sejumlah menteri serta pengusaha-pengusaha dari Indonesia.

Akio menuturkan, belum ada proyek baru yang dibicarakan dengan Wakil Presiden. Dalam kunjungan kali ini ia mengaku hanya menampung segala kendala untuk memaksimalkan kerjasama Indonesia-Jepang, dan mencari solusinya.

Soal evaluasi kerjasama Indonesia-Jepang oleh Pemerintah Indonesia karena banyak proyek yang dianggap tidak menguntungkan, kata Akio hal itu tidak dibahas dalam pertemuannya dengan Wapres. Namun ia mengakui hal itu penting untuk dibicarakan.

"Tadi tidak disinggung. Yang pasti adalah suatu kerjasama ekonomi harus menarik pada kedua belah pihak," tuturnya. (Nurmulia Rekso Purnomo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×