kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

3 Mantan ajudan presiden jadi calon kapolri


Kamis, 25 Juli 2013 / 10:39 WIB
3 Mantan ajudan presiden jadi calon kapolri
ILUSTRASI. Harga minyak mentah terus melonjak


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Sejumlah perwira tinggi Polri telah melaporkan harta kekayaan mereka ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait seleksi calon Kapolri pengganti Jenderal Pol Timur Pradopo.

Di tengah merebaknya spekulasi calon terkuat yang diinginkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), muncul informasi bakal ada pergeseran di posisi strategis yang dijabat perwira tinggi bintang tiga (Komjen).

Sebuah sumber mengungkapkan, Wakapolri Komjen Nanan Sukarna segera memasuki masa pensiun, digantikan Komjen Fajar Prihanto, yang saat ini menjabat Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum). Sedang posisi Fajar bakal digantikan Irjen Pol Putut Eko Bayuseno.

Pos Irwasum dijabat perwira tinggi bintang tiga, sehingga kemungkinan besar pangkat Putut akan naik satu tingkat dan memenuhi syarat menjadi calon Kapolri.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane, mengatakan, Kapolda Metro Jaya Irjen Putu Eko Bayuseno berpeluang besar melompat ke bintang tiga dan didaulat Presiden menjadi Kapolri. Neta melihat, skenario untuk menjadikan Putut sebagai Kapolri sudah mulai tampak.

Pertama, pergantian Wakapolri Komjen Pol Nanan Sukarna yang memasuki masa pensiun pada akhir Juli 2013. "Wakapolri tentu akan diisi Jenderal Bintang Tiga senior. Sangat mustahil kalau jenderal bintang dua tiba-tiba naik. Nah, sekarang ini para jenderal bintang tiga senior mengikuti bursa calon Kapolri, kecuali Oegroseno," kata Neta, di Jakarta, Rabu (24/7).

Neta memprediksi, Komjen Pol Oegroseno, kini menjabat Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam), bakal dipromosikan menjadi Wakapolri. Posisi Kabaharkam akan diisi jenderal bintang dua dan kemungkinan besar Putut yang akan mengisi.

"Ini berkaitan dengan skenario sebagai calon Kapolri. Jadi begitu Oegroseno naik, posisinya akan diisi Putut untuk dapat bintang tiga dan akan masuk bursa Kapolri," katanya.

Bila hal tersebut terjadi, sejarah akan berulang ketika Timur Pradopo menjadi Kapolri. Sebelum didaulat menjadi Kapolri, Timur yang saat itu menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya diangkat menjadi Kabaharkam Polri menggantikan Komjen Iman Haryatna. Tak lama kemudian menyandang bintang dan diajukan menjadi Kapolri.

Saat ini ada tiga jenderal yang berpotensi menjadi Kapolri yaitu Komjen Sutarman (Kabareskrim), Komjen Anang Iskandar (Kepala BNN), dan Komjen Budi Gunawan. “Yang menarik adalah, ketiganya adalah mantan ajudan presiden. Sutarman (ajudan Presiden masa Gus Dur), Budi Gunawan (ajudan masa Megawati), dan Putut (ajudan masa SBY). Dari tiga ini yang kuat adalah Budi dan Putut," ungkapnya.

Sementara itu, Timur Pradopo mengungkapkan, saat ini ada tiga jenderal bintang tiga yang layak menjadi Kapolri. "Semua yang berkaitan dengan jabatan Kapolri kan sudah disiapkan. Yang saat ini berpangkat bintang tiga, saya kira itu yang punya kesempatan," kata Timur saat ditemui di Kementrian Hukum dan HAM, Rabu.

Tetapi Timur menyerahkan sepenuhnya nama pengganti dirinya kepada Presiden SBY. "Sekali lagi kita serahkan pada Bapak Presiden," kata Timur.

Siapa yang akan menjabat Wakapolri akan sangat menentukan nama bintang dua masuk dalam jajaran calon Kapolri. Namun, Timur enggan mengungkapkan nama yang akan menduduki kursi Wakapolri setelah Nanan pensiun. "Nanti namanya diumumkan," katanya.

Komjen Pol Sutarman, kelahiran 5 Oktober 1957, merupakan alumnus Akpol 1981. Komjen Pol Anang Iskandar, kelahiran 18 Mei 1958, alumnus Akpol angkatan 1983. Sedangkan Komjen Pol Budi Gunawan, almunus Akpol angkatan 1983.

Informasi yang dihimpun, Anang sudah beberapa kali dipanggil SBY ke Istana. Bahkan Anang sempat dipanggil khusus ke Istana Cipanas.

Tetapi ketika dimintai keterangan mengenai namanya yang mencuat, Anang enggan berkomentar. Ia hanya menyerahkan semuanya kepada Kapolri. Nama Anang memang masuk dalam daftar nama yang diajukan Komisi Kepolisian Nasional ke Presiden SBY, bersama sepuluh perwira tinggi lainnya. (Adi Suhendi/Tribunnews)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×