kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.714.000   12.000   0,71%
  • USD/IDR 16.430   54,00   0,33%
  • IDX 6.647   -17,63   -0,26%
  • KOMPAS100 942   -8,98   -0,94%
  • LQ45 738   -9,69   -1,30%
  • ISSI 209   1,77   0,85%
  • IDX30 384   -5,57   -1,43%
  • IDXHIDIV20 461   -6,31   -1,35%
  • IDX80 107   -1,15   -1,06%
  • IDXV30 110   -0,84   -0,76%
  • IDXQ30 126   -1,79   -1,40%

3 Jam Paparan APBN, Sri Mulyani CS Tak Singgung Dampak Coretax terhadap Penerimaan


Kamis, 13 Maret 2025 / 15:05 WIB
3 Jam Paparan APBN, Sri Mulyani CS Tak Singgung Dampak Coretax terhadap Penerimaan
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) I Tahun 2025 di Jakarta, Jumat (24/1/2025). Berdasarkan hasil rapat tersebut, KSSK menyatakan bahwa stabilitas sistem Keuangan RI masih terjaga selama kuartal IV-2024 di tengah divergensi pertumbuhan ekonomi dunia dan ketidakpastian pasar keuangan global. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/tom.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah melakukan Konferensi Pers APBN Kita Edisi Maret 2025 pada Kamis (13/3).

Hal ini dilakukan untuk menyampaikan realisasi atau kinerja APBN pada periode Januari 2025 hingga Februari 2025.

Salah satu yang dipaparkan oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) adalah kinerja penerimaan pajak hingga Februari.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa realisasi penerimaan pajak hingga Februari 2025 baru mencapai Rp 187,8 triliun, atau mengalami kontraksi 30,19% year on year (yoy).

Baca Juga: APBN Kita Edisi Januari 2025 Ditunda, Sri Mulyani: Datanya Belum Stabil

Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu memaparkan bahwa penerimaan pajak secara bruto hingga Februari 2025 mencapai Rp 298,87 triliun.

Angka ini turun 9,42% jika dibandingkan realisasi akhir Februari 2024 secara bruto yang mencapai Rp 329,8 triliun.

Anggito menyebut penurunan ini hanya dikarenakan penurunan harga komoditas utama serta kebijakan baru seperti skema pemotongan PPh 21 menggunakan tarif efektif rata-rata (TER).

Baca Juga: Kemenkeu Catat Realisasi Defisit APBN Rp 23,45 Triliun Per Akhir Januari 2025

"Penerimaan pajak 2025 di Januari-Februari ini lebih rendah karena faktor pertama itu adalah penurunan dari harga komoditas utama," ujar Anggito dalam Konferensi Pers di Jakarta, Kamis (13/3).

Sayangnya, Anggito tidak menyampaikan dampak kendala Coretax yang selama ini dikeluhkan wajib pajak terhadap penerimaan pajak pada periode tersebut.

Awak media juga sudah menanyakan terkait Coretax, namun selama hampir tiga jam pemaparan, Sri Mulyani dan pejabat eselon I nya tidak menjelaskan terkait dampak Coretax terhadap penerimaan pajak.

Baca Juga: Defisit APBN Melebar, Capai Rp 31,2 Triliun Per Februari 2025

Selanjutnya: Penerimaan Pajak Karyawan PPh 21 Hingga Februari 2025 Merosot 39%

Menarik Dibaca: Promo McD Paket Hemat Cheeseburger Mulai Rp 25.000-an, Terbatas 14 Maret Saja

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×