kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tiga ekonom ini ramal ekonomi Indonesia sudah hampir pasti masuk resesi


Rabu, 02 September 2020 / 19:40 WIB
Tiga ekonom ini ramal ekonomi Indonesia sudah hampir pasti masuk resesi
ILUSTRASI. Aktivitas bongkar muat di Terminal Petikemas Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (3/1). Kementerian Perdagangan menargetkan ekspor melonjak hingga dua digit pada 2020 mendatang. Nilai ekspor pada triwulan III 2019 hanya sebesar 0,02%. Pertumbuhan tersebut


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Resesi ekonomi ada di depan mata. Setelah mencatat pertumbuhan ekonomi negatif 5,32% year on year (yoy) di kuartal II-2020, ekonomi di kuartal III-2020 akan jadi penentu resesi. Tiga ekonom yang dihubungi Kontan.co.id sependapat resesi ekonomi pasti terjadi di 2020.

Ekonom Institute for Development on Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan, sudah pasti ekonomi di kuartal III-2020 berada di level negatif dan ekonomi Indonesia resesi. Namun, lebih baik daripada realisasi pada kuartal sebelumnya.

“Tapi jangan takut dengan resesi. Asal kuartal III-2020 negatifnya tidak melebihi minus 5%. Pemerintah harus kasih doping baik dari sisi permintaan dan penawaran,” kata Enny kepada Kontan.co.id, Rabu (2/9).

Baca Juga: Jumlah negara yang masuk jurang resesi ekonomi semakin banyak

Hanya saja, perlu intervensi lebih dari pemerintah baik dari percepatan penyaluran perlindungan sosial dan dukungan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Selain itu percepatan stimulus ke sektor rill.

Meski begitu, Enny bilang untuk menjaga daya beli masyarakat kelas menengah seharusnya pemerintah bisa ambil alih untuk segera menstabilisasi harga seperti bahan pokok dan menurunkan tagihan listrik, serta iuran Badan Penyelenggara  Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan.

Kata Enny, bila ekonomi di kuartal III-2020 tidak sedalam kuartal II-2020, maka mengindikasikan pemulihan ekonomi. Sehingga masih ada harapan ekonomi Indonesia bisa pulih di tahun depan. Enny memprediksi ekonomi dalam negeri minus 2% di akhir tahun ini.

Sejalan, Ekonom Indo Premier Luthfi Ridho menilai, resesi ekonomi akan tergantung pada realisasi penyaluran program PEN pada September ini. Sebab, sampai dengan 24 Agustus 2020, baru sebesar Rp 174,79 atau setara 25,1% dari pagu sebesar Rp 695,2 triliun.

Baca Juga: Tahun depan, penerimaan negara bukan pajak diperkirakan turun tipis

“Jadi kuncinya di September. Tapi, kalau Menkeu bilang kuartal III-2020 negatif, berarti menganggap di bulan September program PEN masih lambat penyerapannya,” kata Luthfi kepada Kontan.co.id, Rabu (2/9).

Nah, di kuartal IV-2020, Luthfi menyampaikan pemerintah harus fokus untuk menyalurkan likuiditas berlebih di sektor financial ke sektor rill. Bila stimulus itu berjalan tepat sasar dan cepat, Luthfi optimistis pertumbuhan ekonom tahun ini positif 0,4%.

“Jadi likuiditas perbankan digenjot untuk masuk ke kredit swasta nasional, ketimbang dimasukan ke operasi pasar terbukanya Bank Indonesia (BI). Ini supaya perekonomiannya jalan lagi,” ujar Luthfi.

Baca Juga: Berikut usulan Kemenhub untuk RKA tahun 2021

Kepala Ekonom Center of Reform on Economics Piter Abdullah mengatakan, pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2020 diperkirakan akan tumbuh negatif. Namun relatif lebih baik daripada realisasi di kuartal II-2020.

Piter memprediksi ekonomi Indonesia di kuartal III-2020 sebesar 3%. Lebih baik dari pada April-Juni lalu, dengan ditunjukannya perbaikan bermacam indikator seperti manufaktur, pasar keuangan, dan harga komorditas.

“Lebih baik dibandingkan kuartal II-2020 yang minus 5,32%. Artinya kebijakan pemerintah efektif memperbaiki perekonomian,” kata Piter kepada kontan.co.id, Rabu (2/9).

Namun demikian, sampai dengan akhir tahun ini yakni periode kuartal IV-2020 dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi masih berada di zona merah, apabila pandemic Covid-19 belum bisa ditangai. Proyeksi, Piter pertumbuhan ekonomi 2020 sebesar minus 2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×