kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

3 Alasan Mengapa Harga BBM di Indonesia Naik Saat di Malaysia Turun


Rabu, 07 September 2022 / 04:25 WIB
3 Alasan Mengapa Harga BBM di Indonesia Naik Saat di Malaysia Turun
ILUSTRASI. Berbeda dengan kondisi yang terjadi di Indonesia, harga bensin di Malaysia mengalami penurunan. ANTARA FOTO/Makna Zaezar/wsj.


Reporter: kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berbeda dengan kondisi yang terjadi di Indonesia, harga bensin di Malaysia mengalami penurunan. Melansir Malaymail.com, harga eceran bensin jenis RON97 turun lima sen dari RM 4,35 menjadi RM 4,30 per liter. Sementara bensin jenis RON95 dan diesel akan tetap tidak berubah. Harga tersebut berlaku dari 25 hingga 31 Agustus.

Pada pekan selanjutnya yakni 1-7 September 2022, pemerintah Malaysia belum mengumumkan harga bensin yang baru. 

Masih mengutip Malaymail.com, Kementerian Keuangan Malaysia dalam sebuah pernyataan mengatakan, untuk melindungi konsumen dari kenaikan harga minyak global, RON95 dan solar masing-masing akan tetap pada RM2,05 dan RM2,15 per liter meskipun harga pasar riil dari kedua produk tersebut telah meningkat melampaui harga plafon saat ini. 

Dikatakan harga ditetapkan berdasarkan harga eceran mingguan produk minyak bumi menggunakan formula Mekanisme Penetapan Harga Otomatis (APM).

“Pemerintah akan terus memantau tren harga minyak mentah global dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memastikan kesejahteraan dan kesejahteraan rakyat terus terlindungi,” katanya. 

Kondisi ini berbanding terbalik dengan kebijakan soal bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia. 

Baca Juga: Posisi Sulit Pemerintah Hingga Putuskan Kerek Harga BBM

Seperti yang diketahui, Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga BBM pada Sabtu (3/9/2022). Lewat pengumuman tersebut, harga Pertalite naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liter. 

Harga solar juga naik dari sebelumnya Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter. Kondisi serupa juga terjadi pada Pertamax, yang naik dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter. 

Lalu, mengapa BBM di Indonesia naik saat di Malaysia turun?

Mengutip Kompas.com, ada tiga alasan mengapa BBM di Indonesia mengalami kenaikan saat harga BBM di Malaysia turun. 

1. Persentase angka subsidi berbeda

Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Saleh Abdurrahman mengatakan, perbedaan kebijakan yang diambil oleh Indonesia dan Malaysia ini erat berpengaruh kepada besaran subsidi yang dikeluarkan masing-masing negara itu. 

"Jangan dibandingkan dengan Malaysia saja, yang lain juga. Semakin murah boleh jadi subsidi semakin besar per liternya," terang Saleh saat dihubungi oleh Kompas.com, Senin (5/9/2022). 

Menurut dia, terdapat beberapa alasan mengapa sebuah negara mampu memberikan subsidi yang cukup besar untuk BBM, di antaranya kemampuan fiskal, jumlah konsumen yang mendapat subsidi, dan peran subsidi itu dalam menstimulus perekonomian serta mengurangi dampak inflasi. 

Hal serupa juga disampaikan oleh pakar ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Eddy Junarsin. Menurut dia, kedua negara ini sama-sama melakukan subsidi. Namun, presentasi besaran subsidi BBM kedua negara itu memang berbeda. 

"Dari sisi proporsi subsidi terhadap APBN, Malaysia itu lebih besar daripada indonesia," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (5/9/2022). 

"Katakanlah di bulan April harga minyak baru akan naik, Malaysia itu subsidinya sekitar 8,5 persen dari APBN. Indonesia itu sekitar 4,9 persen atau katakanlah 5," imbuhnya. 

Baca Juga: Ini Tanggapan Istana Soal Demo Kenaikan Harga BBM

2. Adanya perbedaan gaya subsidi 

Selain itu, Eddy mengatakan bahwa gaya subdisi BBM yang diterapkan kedua negara ini juga tidak sama. Pemerintah indonesia menyubsidi BBM RON 90 (Pertalite) dan RON 92 (Pertamax). 

Sementara itu, Pemerintah Malaysia hanya menyubsidi BBM di atas RON 95 karena negara itu sudah tidak menjual BBM RON di bawah 92. 

"Di Malaysia itu mereka hanya menyubsidi yang RON 95 ke atas karena yang di bawah RON 92 itu memang susah nyarinya. Nah, itu yang membuat angka subsidinya yang RON atas itu lebih murah daripada indonesia karena memang subsidinya di situ," jelas Eddy.

3. Terbuka soal kenaikan harga minyak dunia 

Menurut Eddy, faktor lain yang memengaruhi harga minyak di Indonesia naik ketika di Malaysia turun adalah keterbukaan Pemerintah Malaysia terhadap tren harga minyak dunia. 

"Ada satu hal lagi yang membedakan ini, Malaysia itu dalam pengenaan harga itu mereka lebih terus terang. Kenapa? karena saya kira masyarakat Malaysia itu lebih dewasa dalam menyikapi penurunan atau kenaikan harga," kata Eddy. 

Jadi, Eddy mengimbuhkan, pada waktu krisis minyak, Malaysia sudah menaikkan harga BBM. Lalu, ketika saat ini harga minyak dunia turun, mereka juga bisa menurunkan harga BBM. 

"Nah, Indonesia itu enggak. Waktu harga minyak udah naik, Pemerintah Indonesia itu masih ngotot untuk mempertahankan harga supaya masyarakat tidak protes," terang Eddy. 

Oleh karena itu, pada titik ketika APBN Indonesia sudah tidak mampu membendung pembengkakan nilai subsidi, Pemerintah Indonesia terpaksa mengurangi subsidi sehingga harga BBM naik di tengah tren penurunan harga minyak global. 

"Ini jadi pelajaran buat pemerintah bagaimana berkomunikasi dan menyosialisasikan kebijakan dengan baik ke masyarakat," tandasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengapa Harga BBM di Indonesia Naik Saat di Malaysia Turun? Ini Beberapa Alasannya"
Penulis : Alinda Hardiantoro
Editor : Inten Esti Pratiwi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×