Reporter: Hans Henricus | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rupanya, pemerintah sedang mengkaji kenaikan tarif dasar listrik (TDL) untuk tahun 2012. Jika rencana itu direalisasikan, Menteri Keuangan Agus Martowardojo bilang, kenaikannya berkisar antara 10% sampai 15%.
Adapun tujuan dari kenaikan tersebut adalah untuk mengurangi beban subsidi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). "Kita harapkan, di 2012, kita bisa naikan TDL antara 10% sampai 15%," ujar Agus usai sidang kabinet di kantor Presiden, Kamis (12/5).
Cuma, Agus mengaku belum bisa memastikan berapa besar anggaran subsidi tahun depan akan berkurang jika kenaikan TDL itu terealisasi. Alasannya, hal itu masih dalam proses pembahasan.
Namun, dia menjamin, pemerintah akan menyelesaikan masalah subsidi bahan bakar minyak maupun listrik sebagai prioritas dalam mengurangi tekanan terhadap APBN. Cuma, Agus enggan menjelaskan bagaimana rencana pemerintah terhadap BBM bersubsidi.
Dia menambahkan, upaya pemerintah mengendalikan laju inflasi memang tidak mudah lantaran gejolak harga minyak dunia dan harga pangan. Oleh sebab itu, langkah pengendalian inflasi juga melibatkan pemerintah daerah agar inflasi di daerah berjalan efektif.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Mustafa Abubakar mengakui sudah mengetahui rencana tersebut. Menurutnya, Menteri Keuangan bilang kalau bisa menaikan TDL 10% hingga 15% dan margin PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) cukup 3%, cukup meringankan APBN. "Jadi turun
margin dari 8% ke 3%, tapi tarif boleh naik 15%," kata Mustafa.
Menurut Mustafa, pemerintah belum memutuskan kebijakan ini. Sebab, akan digelar pembicaraan trilateral antara Kementerian Keuangan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Kementerian BUMN bersama PLN.
Yang jelas, kata Mustafa, dia lebih menghendaki adanya penyesuaian tarif listrik tahun 2012. Adapun kenaikannya tidak langsung 15% tapi bertahap. "Setelah subsidi PLN bisa dikurangi, margin PLN pun bisa ikut turun secara bertahap. Mungkin dari 8% ke 5%, dan tahap berikutnya turun ke 3%," kata mantan Direktur utama Perum Bulog itu.
Sebagai informasi, dalam APBN 2011, pemerintah mengalokasikan belanja subsidi listrik dan BBM sebesar Rp 136,614 triliun. Rinciannya, subsidi BBM Rp 95,914 triliun dan listrik Rp 40,700 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News