kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

15 Menteri & Wakil Menteri Sibuk Kampanye, Faisal Basri: Kinerja Investasi Melemah!


Rabu, 07 Februari 2024 / 18:00 WIB
15 Menteri & Wakil Menteri Sibuk Kampanye, Faisal Basri: Kinerja Investasi Melemah!
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Wali Kota Bogor Bima Arya (ketiga kanan), Panglima TNI Agus Subiyanto (kedua kanan), Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian (kanan), Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia (kedua kiri) dan Pejabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin (kiri) menekan tombol peresmian jembatan Otista, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (19/12/2023).


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Ekonom Senior Faisal Basri menyoroti banyaknya menteri dan wakil menteri di Kabinet Indonesia Maju yang sibuk kampanye daripada menjalankan tugasnya sehingga berdampak terhadap perekonomian Indonesia.

Faisal bilang, ada sekitar 15 menteri dan wakil menteri dari Presiden Jokowi yang tidak masuk kerja lantaran tergabung dalam tim sukses calon presiden dan wakil presiden (capres dan cawapres) pada Pilpres 2024.

"Tahun ini, Anda bayangkan 15 menteri atau wakil menteri gak kerja, mereka jadi tim sukses," ujar Faisal dalam acara Economic Outlook 2024, Rabu (7/2).

Dirinya pun secara gamblang menyebut sejumlah nama, di antaranya Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, serta Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

Baca Juga: Selain Mahfud, Dua Pejabat Ini Juga Mundur Dari Pemerintah Jokowi

"Menko Perekonomian kerjaannya kampanye terus. Luhut Pandjaitan banyak mengomentari capres kampanye daripada urusannya. Investasi yang di era dia melemah justru. Menteri investasi sudah kelotokan itu, tidak punya malu lagi. Moeldoko, sudah gak ada yang kerja ni," katanya.

Faisal menilai, kondisi tersebut secara tidak langsung akan mempengaruhi para investor sehingga cenderung akan wait and see untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

"Pengusaha niscaya akan menunda. Dia rencana investasi tahun ini, niscaya akan dia tunda," katanya.

Oleh karena itu, para investor masih akan menunggu sampai Pemilu selesai dan sudah ada presiden baru yang terpilih.

Baca Juga: Acungkan Salam Metal, Ahok Hadiri Kampanye Ganjar-Mahfud di GBK

"Kalau paslon 01 menang akan berubah radikal, misal investasi di IKN bakal tidak jadi. Ada pun, paslon nomor 3 dan paslon nomor 2, pengusaha akan tunggu," terang Faisal.

Ia menambahkan, investasi memiliki peranan yang cukup penting dalam perekonomian. Bahkan sumbangan investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) bisa mencapai sekitar 30%.

Dalam kesempatan yang sama, Senior Economist World Bank, Indira Maulani Hapsari memperkirakan bahwa investasi Indonesia akan menunjukkan perlambatan di tahun pemilu.

Baca Juga: Jelang Debat Capres Ketiga, Bawaslu Tegaskan Hal Ini ke KPU

Namun, dirinya menyebut, perlambatan investasi ini tidak hanya dialami oleh Indonesia saja, melainkan negara-negara lain yang mengadakan pemilu juga mengalami hal serupa.

"Investasi itu juga diperkirakan akan sedikit melambat, jadi seperti biasa itu gak cuma di Indonesia tapi juga di negara-negara lain yang melakukan election," kata Indira. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×