kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.917   13,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

11 kecamatan di Banyuwangi krisis air bersih


Kamis, 18 September 2014 / 13:52 WIB
11 kecamatan di Banyuwangi krisis air bersih
ILUSTRASI. Sustainability Report Bayan Resources Tbk (BYAN) Tahun 20220


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

BANYUWANGI. Memasuki pertengahan bulan September 2014, dari 24 kecamatan ada 11 kecamatan di Kabupaten Banyuwangi mengalami krisis air bersih.

Menurut Eko Suprapto, Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, Kamis (18/9), 11 kecamatan tersebut adalah Wongsorejo, Kalipuro, Muncar, Genteng, Srono, Tegaldlimo, Purwoharjo, Pesanggrahan, Bangorejo, Tegalsari, dan Gambiran.

"Yang sudah sangat darurat adalah Tegaldlimo dan Bangorejo. Di Desa Temurejo Kecamatan Bangorejo itu ada warga yang harus berjalan tujuh kilometer ke sumber mata air bersih untuk mendapatkan ai bersih," kata Eko.

Sedangkan empat desa di Kecamatan Tegaldlimo yakni Kedungasri, Kedungwungu, Kendalrewjo, dan Wringin Pitu warga harus menempuh jarak 5 kilometer untuk mengambil air di sumur bor yang masih mengeluarkan air bersih.

"Saat ini setiap tiga hari sekali kami drop dua sampai tiga truk tangki air bersih. Itu pun masih belum cukup bagi mereka," kata dia.

Rencananya, pihak BPBD Banyuwangi membuat sumur bor di dua kecamatan tersebut, namun masih terkendala dana dari pusat yang belum juga turun. "Ada dua titik sumber mata air yang sudah ditentukan melalui analisa geolistik dari tim ahli. Tapi belum juga terealisasi. Yang sudah teralisasi di Desa Alas Rejo dan Sumber Unggu Kecamatan Wongsorejo. Tapi yang masih droping air bersih," kata dia.

Eko berharap dana dari pusat maupun dana dari APBD untuk kondisi tanggap darurat bisa segera turun, sehingga pembuatan sumur bor segera teralisasi. "Kondisi kekeringan seperti ini seperi surat yang diterima dari BMKG kemungkinan berlangung hingga November mendatang," kata Eko. (Ira Rachmawati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×