kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

10 Tahun Layanan Tol Laut, Menhub Ungkap Perkembangannya


Selasa, 01 Oktober 2024 / 09:53 WIB
10 Tahun Layanan Tol Laut, Menhub Ungkap Perkembangannya
ILUSTRASI. selama 10 tahun berdiri layanan tol laut mengalami perkembangan yang signifikan


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan, selama 10 tahun berdiri layanan tol laut mengalami perkembangan yang signifikan. Digadang-gadang keberadaannya membuka peluang ekonomi baru di daerah-daerah yang dilalui.

Hal tersebut disampaikan Budi Karya Sumadi dalam acara Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, Senin (30/9).

"Dasar inisiasi, Presiden untuk menghadirkan layanan Tol Laut adalah angkutan logistik ke wilayah timur yang belum maksimal, ditandai dengan adanya disparitas harga. Tahun 2015 kami memulai layanan Tol Laut yang menghubungkan titik-titik di barat dan timur, dari awalnya 3 trayek menjadi 39 trayek," ujar Budi.

Melalui Tol Laut, kata Budi, pemerintah berkomitmen mendukung pembangunan wilayah-wilayah tertinggal, terdepan, terluar dan perbatasan (3TP). Tujuan dari Tol Laut yaitu menghindari kelangkaan barang dan menurunkan disparitas harga. 

Baca Juga: Menhub Sambut Baik Usulan DPR Revisi UU Pelayaran

Adapun jumlah muatan berkembang dari tahun 2015 yang hanya memuat 30 ton dengan 88 TEU’s menjadi 989,75 ton dengan 31,878 TEUs pada tahun 2023. Jumlah kapal pada tahun 2015 hanya sebanyak 3 kapal, kini menjadi 39 kapal di tahun 2024. 

Kemudian, lanjut Budi, jumlah trayek turut mengalami perkembangan dari tahun 2015 hanya terdapat 3 trayek, kini menjadi 39 trayek. Sedangkan jumlah Pelabuhan Singgah yang sebelumnya hanya 11 pelabuhan, kini menjadi 114 Pelabuhan di tahun 2024.

"Kami berdiskusi dengan INSA (Indonesian National Shipowners' Association) untuk melihat mana trayek yang perlu disubsidi dan mana yang sudah bisa komersil. Ketika satu trayek sudah bisa komersil, maka subsidi kami alihkan ke trayek lainnya," ungkap Budi.

Budi menambahkan, Tol Laut telah membuka peluang ekonomi baru di daerah-daerah yang dilalui, yang sebelumnya sulit berkembang karena terbatasnya akses transportasi.

Menurutnya, Tol Laut tidak hanya menjadi alat transportasi, tetapi juga jembatan kemanusiaan yang menghubungkan seluruh pelosok negeri, khususnya dalam mendukung hari besar keagamaan dan mengangkut bantuan kemanusiaan dan bencana alam. 

Baca Juga: Gandeng China, PUPR Berencana Bangun Tanggul Laut Sepanjang 22 Km Bekasi-Tangerang

Sebagai alat transportasi logistik, lanjut Budi, Tol Laut tidak hanya mengirim barang ke wilayah-wilayah ini, tetapi juga membawa kembali hasil produksi lokal, sehingga menciptakan siklus ekonomi yang sehat dan berkelanjutan.

Sementara itu, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan, Moga Simatupang mengatakan, kebijakan layanan tol laut merupakan kolaborasi Kementerian/Lembaga, yakni Kementerian Perhubungan, Kementerian Perdagangan, Pemerintah Daerah, serta operator kapal.

"Sejauh ini bila kita lihat perkembangan dari 2015-2024, terjadi penurunan disparitas harga yang cukup signifikan dan rata-rata inflasi di bawah target sasaran. Itulah capaian program tol laut," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×