kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mantan Menteri PPN Andrinof Chaniago sebut banyak potensi desa belum dioptimalkan


Minggu, 09 Agustus 2020 / 19:18 WIB
Mantan Menteri PPN Andrinof Chaniago sebut banyak potensi desa belum dioptimalkan
ILUSTRASI. Andrinof A Chaniago./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/01/05/2013.


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mantan Menteri Perencanaan dan Pembangunan (PPN)/Kepala Bappenas tahun 2014-2015 Andrinof Chaniago menyebut banyak potensi desa yang belum dioptimalkan. Dia menyebut setidaknya ada 5 material yang belum dimanfaatkan dengan baik.  Padahal, menurutnya potensi tersebut bisa menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat.

Pertama. sumber daya air. Menurut Andrinof, sumber daya air di pedesaan masih dianggap sepele sehingga tidak dimanfaatkan. Padahal, nilai ekonomis dari air sangat besar.

"Kalau di kota, air masuk dalam faktor produksi. Di desa memang tidak terasa, tapi manfaat untuk produktivitas itu tinggi. Orang bisa menggunakan untuk pengolahan ikan, proses kegiatan peternakan, hilirisasi pangan, pembangkit listrik hydro power," ujar Andrinof dalam diskusi daring, Minggu (9/8).

Baca Juga: Ekonom: Relaksasi TKDD dinilai dapat membantu Indonesia bertahan di tengah resesi

Menurut dia, ini menjadi salah satu potensi yang diabaikan oleh masyarakat karena kurangnya entrepreneur atau orang yang jeli melihat potensi sumber daya air.

Material lainnya adalah lahan. Menurut Andrinof masih banyak lahan yang tidak dioptimalkan. Padahal dia berpendapat terdapat berbagai pilihan kegiatan produktif yang bisa dilakukan untuk memanfaatkan lahan yang ada. "Itu mencerminkan kita belum kreatif, belum jeli, belum inovatif dan belum berorientasi pada produktivitas dalam memanfaatkan lahan menganggur," ujar Andrinof.

Ketiga, berbagai bahan kayu. Andrinof juga mengatakan banyak material kayu, bambu hingga kelapa di pedesaan tapi tidak diolah dengan baik. Padahal, material tersebut bila diolah bisa menjadi furniture dan peralatan rumah tangga hingga perlengkapan kerja untuk menggantikan bahan plastik.

Menurut Andrinof, bahan-bahan bekas kayu dapat diolah sehingga bisa memberikan nilai tambah. Dia mengakui, beberapa wilayah seperti Bali sudah melakukan hal ini, tetapi sebagian wilayah belum memanfaatkan bahan kayu yang dimiliki. Padahal, pasar produk-produk kayu pun tersedia, misalnya masyarakat di perkotaan.




TERBARU

[X]
×