kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Ekonom: Relaksasi TKDD dinilai dapat membantu Indonesia bertahan di tengah resesi


Minggu, 09 Agustus 2020 / 17:58 WIB
Ekonom: Relaksasi TKDD dinilai dapat membantu Indonesia bertahan di tengah resesi
ILUSTRASI. Direktur Riset CORE Piter Abdullah (30/7) di Jakarta. Photo by: Bidara Deo Pink


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan merelaksasi ketentuan penyaluran transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) per semester II/2020. Relaksasi ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 101/2020 yang baru saja diundangkan pada 5 Agustus 2020.

Pada peraturan dari PMK No. 101/2020, tertulis langkah itu merupakan pelaksanaan dari pasal 2 ayat 2 dari Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) No. 1/2020.

Ekonom CORE, Piter Abdullah menilai, aturan pemerintah terkait TKDD memang ditujukan untuk meningkatkan realisasi belanja pemerintah dalam rangka penanggulangan dampak wabah Covid-19. Menurut Piter, dengan tujuan itu, pemerintah memang melonggarkan syarat penyaluran dana ke daerah  Dana Bagi Hasil (DBH) dan Dana Alokasi Umum (DAU). 

Baca Juga: Masa resesi bisa jadi pintu masuk ke pasar saham untuk investasi jangka panjang

Namun, sesuai tujuannya, pemerintah daerah yang tak memenuhi laporan relokasi dan refocusing Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dalam rangka penanganan pandemi Covid-19 dan ancaman yang membahayakan perekonomian nasional tetap tak bisa mencairkan anggaran DAU.

“Kebijakan ini akan membantu menahan perlambatan atau kontraksi ekonomi tetapi selama wabah masih berlangsung tidak akan menyelamatkan perekonomian Kita dari resesi,” kata Piter kepada Kontan.co.id, Minggu (9/8). 

Ia menambahkan, selama wabah masih berlangsung, kebijakan ini akan membantu meningkatkan belanja pemerintah, meningkatkan realisasi bantuan sosial serta program stimulus lainnya, tetapi tidak akan mampu mengembalikan konsumsi Masyarakat kembali ke level normal. 

“Demikian juga dengan investasi dan ekspor. Selama wabah masih berjangkit, konsumsi rumah tangga, investasi dan ekspor tetap akan turun. Artinya kontraksi ekonomi tetap akan terjadi,” tambah Piter. 

Baca Juga: Investasi berbasis obligasi bisa jadi pilihan investasi di masa resesi

Meski demikian, itu bukan berarti kebijakan pelonggaran TKDD dalam rangka meningkatkan realisasi belanja pemerintah ini menjadi tidak penting. “kebijakan ini sangat penting dan dibutuhkan,” tegasnya. Apalagi, kebijakan tersebut juga akan efektif meningkatkan realisasi belanja pemerintah. 

“Tetapi kita yang harus mendiskon harapan kita. kebijakan ini memang bukan untuk menyelamatkan kita dari resesi tapi ini hanya bisa membantu bertahan di tengah resesi sehingga kita  bisa melakukan recovery economi secara cepat,” tutupnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×